Mohon tunggu...
Siti NurSela
Siti NurSela Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Banyak Bicara Adalah Kunci dari Gerbangnya Neraka ❕

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Analisis Faktor Global Warming Terhadap Bencana Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat

23 Desember 2023   09:30 Diperbarui: 23 Desember 2023   10:00 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

A.Global Warming

Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan di bumi. Selama kurang lebih seratus tahun terakhir, suhu rata-rata di permukaan bumi telah meningkat 0.74 0.18 C. Meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi yang terjadi adalah akibat meningkatnya emisi gas rumah kaca, seperti karbondioksida, metana, dinitro oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon dan sulfur heksafluorida di atmosfer. Emisi ini terutama dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta akibat penggundulan dan pembakaran hutan yang dilakukan.

Pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu atau masalah lingkungan utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungann dengan proses meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi. Peningkatan suhu permukaan bumi ini dihasilkan oleh adanya radiasi sinar matahari menuju ke atmosfer bumi kemudian sebagian sinar ini berubah menjadi energi panas dalam bentuk sinar inframerah yang diserap oleh udara dan permukaan bumi. Sebagian sinar infra merah ini dipantulkan kembali ke atmosfer dan ditangkap oleh gas-gas rumah kaca yang kemudian menyebabkan suhu bumi meningkat. Adapun gas-gas rumah kaca ini meliputi yang terutama berupa karbon dioksida, metana dan nitrogen oksida. Kontribusi besar yang mengakibatkan akumulasi gas-gas kimia yang berada di atmosfer ini adalah aktivitas manusia. Temperatur global rata-rata setiap tahun dan lima tahunan tampak meningkat. Adapun penyebab pemanasan global diantaranya adalah sebagai berikut:

1.Polusi Karbon Dioksida

2.Penggunaan Bahan Kimia

3.Penebangan dan Pembakaran Hutan

4.Efek rumah kaca

5.Efek balik

6.Variasi matahari

B.Erupsi Gunung

Erupsi merupakan proses aktivitas dari gunung aktif atau gunung berapi dalam mengeluarkan material bumi atau isi perut bumi yang diikuti dengan dentuman suara yang cukup kuat dan menyebar ke atmosfer serta permukaan bumi. Material yang dikeluarkan pun bermacam-macam, mulai dari batuan besar dan kecil, kerikil, lava panas dan lahar serta asap hitam. Gunung yang erupsi juga mengeluarkan zat gas seperti karbon dioksida, klorida, uap air, asam sulfida dan asam sulfat. Menurut jenisnya, erupsi gunung juga tergolong menjadi beberapa klasifikasi seperti yang dapat dilihat berdasarkan kekuatan letusan gunungnya, berdasarkan proses keluarnya material dan berdasarkan tekanan gas, kekentalan serta kedalaman magma. Gunung yang meletus atau mengalami erupsi hanya terjadi pada gunung yang aktif atau gunung berapi.

Gunung berapi yang aktif pasti akan meletus atau erupsi itu akan meletus pada waktu tertentu. Gunung meletus karena magma yang ada diperut bumi terdorong keluar. Sehingga gunung mengeluarkan isi perutnya. Letusan dari gunung berapi dapat menyembur sejauh 18 kilometer bahkan lebih sedangkan Lavanya dapat membanjiri wilayah sejauh 90 kilometer.

C.Pengaruh Global Warming Terhadap Erupsi Gunung Marapi Sumatra Barat

Adapun dugaan sementara letusan yang terjadi 3 Desember 2023 adalah akibat pengaruh dari akumulasi gas yang terkumpul selama bertahun-tahun sehingga menyebabkan erupsi gunung tersebut muncul kembali tepat di wilayah Sumatera Barat ini. Terjadinya gangguan pada pemantauan aktivitas Gunung Marapi Sumatera Barat pada saat itu, hal itu terjadi karena salah satu alat monitoring atau pemantau kerap dicuri. Meskipun demikian, sudah dipastikan saat terjadinya letusan kemarin lalu di Sumatera Barat, alat pemantauan dalam keadaan lengkap dan berfungsi dengan baik (Hendra 2023).

Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Agam, Tanah Datar, Sumatera Barat (SumBar) meletus pada hari minggu petang (3/12/2023). Kolom abu material vulkanik tingginya hingga 3000 meter pada saat gunung tersebut erupsi. Wilayah Nagari Lasi pada saat terjadi erupsi sempat menjadi gelap lantaran abu pekat yang menyelimuti langit daerah tersebut. Pada saat erupsi itu terjadi sempat juga dikabarkan ada seorang pendaki yang meninggal dunia tetapi hal tersebut belum terkonfirmasi. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Bambang Warsito melalui akun X resmi BPNB menyebut bahwa kabar pendaki meninggal tersebut masih harus diverifikasi. Sementara Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM merilis hasil analisis sementara erupsi Gunung Marapi Sumbar terkait sebagai bukti dari penyebab gunung tersebut meletus (Aktivitas vulkanik Gunung Marapi pada awal tahun 2023 didominasi oleh terjadinya erupsi eksplosif yang berlangsung sejak 7 Januari 2023 sampai dengan 20 Februari 2023 dengan tinggi kolom erupsi berkisar antara 75-1000 meter dari puncak, selanjutnya erupsi berhenti dan aktivitas kegempaan lebih didominasi oleh Gempa Tektonik Lokal dan Tektonik Jauh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun