Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan di bumi. Selama kurang lebih seratus tahun terakhir, suhu rata-rata di permukaan bumi telah meningkat 0.74 0.18 C. Meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi yang terjadi adalah akibat meningkatnya emisi gas rumah kaca, seperti karbondioksida, metana, dinitro oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon dan sulfur heksafluorida di atmosfer. Emisi ini terutama dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta akibat penggundulan dan pembakaran hutan yang dilakukan.
Pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu atau masalah lingkungan utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungann dengan proses meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi. Peningkatan suhu permukaan bumi ini dihasilkan oleh adanya radiasi sinar matahari menuju ke atmosfer bumi kemudian sebagian sinar ini berubah menjadi energi panas dalam bentuk sinar inframerah yang diserap oleh udara dan permukaan bumi. Sebagian sinar infra merah ini dipantulkan kembali ke atmosfer dan ditangkap oleh gas-gas rumah kaca yang kemudian menyebabkan suhu bumi meningkat. Adapun gas-gas rumah kaca ini meliputi yang terutama berupa karbon dioksida, metana dan nitrogen oksida. Kontribusi besar yang mengakibatkan akumulasi gas-gas kimia yang berada di atmosfer ini adalah aktivitas manusia. Temperatur global rata-rata setiap tahun dan lima tahunan tampak meningkat. Adapun penyebab pemanasan global diantaranya adalah sebagai berikut:
1.Polusi Karbon Dioksida
2.Penggunaan Bahan Kimia
3.Penebangan dan Pembakaran Hutan
4.Efek rumah kaca
5.Efek balik
6.Variasi matahari
Erupsi merupakan proses aktivitas dari gunung aktif atau gunung berapi dalam mengeluarkan material bumi atau isi perut bumi yang diikuti dengan dentuman suara yang cukup kuat dan menyebar ke atmosfer serta permukaan bumi. Material yang dikeluarkan pun bermacam-macam, mulai dari batuan besar dan kecil, kerikil, lava panas dan lahar serta asap hitam. Gunung yang erupsi juga mengeluarkan zat gas seperti karbon dioksida, klorida, uap air, asam sulfida dan asam sulfat. Menurut jenisnya, erupsi gunung juga tergolong menjadi beberapa klasifikasi seperti yang dapat dilihat berdasarkan kekuatan letusan gunungnya, berdasarkan proses keluarnya material dan berdasarkan tekanan gas, kekentalan serta kedalaman magma. Gunung yang meletus atau mengalami erupsi hanya terjadi pada gunung yang aktif atau gunung berapi.