Jackson juga menunjukkan bagaimana tubuh dikonstruksi secara berbeda dalam berbagai budaya. Konstruksi tubuh ini dipengaruhi oleh faktor-faktor terbentu, di antaranya:Â
Peran gender sangat mempengaruhi cara tubuh dipahami dan diekspresikan.
Kelas sosial juga mempengaruhi akses terhadap perawatan tubuh, ideal tubuh, dan praktik-praktik tubuh tertentu.
Etnisitas membentuk persepsi tentang keindahan, kesehatan, dan identitas tubuh.
Sejarah kolonialisme dan perbudakan telah meninggalkan bekas yang dalam pada cara tubuh dikonstruksi dalam banyak masyarakat.
Analisis Jackson mendorong kita untuk melihat praktik-praktik tubuh dalam konteks budaya masing-masing. Kita tidak boleh menilai praktik-praktik tersebut berdasarkan standar kita sendiri. Analisis Jackson juga mengkritik standar keindahan universal yang seringkali didominasi oleh budaya Barat. Oleh sebab itu, untuk memahami tubuh, kita perlu memperhatikan konteks sosial, budaya, dan sejarah di mana tubuh itu berada.
"The Anthropology of Tourism" Â John Wearing
Nah nampaknya kajian eksotisme tidak berhenti. Tulisan "The Anthropology of Tourism" karya John Wearing mengaitkan eksotisme dengan pariwisata.Â
John Wearing menawarkan perspektif yang mendalam tentang bagaimana pariwisata tidak hanya sekedar aktivitas rekreasi, tetapi juga sebuah proses sosial dan budaya yang kompleks. Ia secara khusus menyorot bagaimana pariwisata dapat memperkuat eksotisme dan eksploitasi budaya lokal.
Wearing berargumen bahwa pariwisata seringkali mengakomodasi budaya lokal. Budaya-budaya yang dianggap "unik" atau "eksotis" oleh wisatawan seringkali dipentaskan dan disederhanakan untuk memenuhi selera pasar. Tarian tradisional, upacara adat, atau bahkan kehidupan sehari-hari masyarakat lokal dapat dijadikan pertunjukan untuk konsumsi wisatawan. Proses komodifikasi ini dapat mengarah pada beberapa implikasi di antaranya:Â
Budaya lokal seringkali direduksi menjadi beberapa stereotip yang menarik bagi wisatawan, mengabaikan kompleksitas dan nuansa yang sebenarnya.