Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kajian Antropologis tentang Eksotisme

8 Oktober 2024   09:33 Diperbarui: 8 Oktober 2024   09:39 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jackson juga menunjukkan bagaimana tubuh dikonstruksi secara berbeda dalam berbagai budaya. Konstruksi tubuh ini dipengaruhi oleh faktor-faktor terbentu, di antaranya: 

Peran gender sangat mempengaruhi cara tubuh dipahami dan diekspresikan.

Kelas sosial juga mempengaruhi akses terhadap perawatan tubuh, ideal tubuh, dan praktik-praktik tubuh tertentu.

Etnisitas membentuk persepsi tentang keindahan, kesehatan, dan identitas tubuh.

Sejarah kolonialisme dan perbudakan telah meninggalkan bekas yang dalam pada cara tubuh dikonstruksi dalam banyak masyarakat.

Analisis Jackson mendorong kita untuk melihat praktik-praktik tubuh dalam konteks budaya masing-masing. Kita tidak boleh menilai praktik-praktik tersebut berdasarkan standar kita sendiri. Analisis Jackson juga mengkritik standar keindahan universal yang seringkali didominasi oleh budaya Barat. Oleh sebab itu, untuk memahami tubuh, kita perlu memperhatikan konteks sosial, budaya, dan sejarah di mana tubuh itu berada.

"The Anthropology of Tourism"  John Wearing

Nah nampaknya kajian eksotisme tidak berhenti. Tulisan "The Anthropology of Tourism" karya John Wearing mengaitkan eksotisme dengan pariwisata. 

John Wearing menawarkan perspektif yang mendalam tentang bagaimana pariwisata tidak hanya sekedar aktivitas rekreasi, tetapi juga sebuah proses sosial dan budaya yang kompleks. Ia secara khusus menyorot bagaimana pariwisata dapat memperkuat eksotisme dan eksploitasi budaya lokal.

Wearing berargumen bahwa pariwisata seringkali mengakomodasi budaya lokal. Budaya-budaya yang dianggap "unik" atau "eksotis" oleh wisatawan seringkali dipentaskan dan disederhanakan untuk memenuhi selera pasar. Tarian tradisional, upacara adat, atau bahkan kehidupan sehari-hari masyarakat lokal dapat dijadikan pertunjukan untuk konsumsi wisatawan. Proses komodifikasi ini dapat mengarah pada beberapa implikasi di antaranya: 

Budaya lokal seringkali direduksi menjadi beberapa stereotip yang menarik bagi wisatawan, mengabaikan kompleksitas dan nuansa yang sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun