Klan memberikan rasa solidaritas dan saling melindungi bagi anggotanya. Dalam konflik, anggota klan biasanya akan bersatu untuk membela anggota klan lainnya.
Klan juga berperan dalam pembagian sumber daya seperti tanah dan ternak.
Klan terbagi menjadi segmen-segmen yang lebih kecil. Segmen ini terbentuk melalui proses percabangan dari klan induk.
Ukuran dan komposisi segmen dapat berubah seiring waktu, tergantung pada pertumbuhan populasi dan migrasi.
Segmen berfungsi sebagai alat politik dalam negosiasi dan penyelesaian konflik.
Meski sistem klan pada garis keturunan patrilineal, Nuer bersifat dinamis dan Tidka status. Artinya struktur klan dan segmen pada masyarakat Nuer bukanlah sesuatu yang kaku. Mereka bisa berubah seiring waktu, menyesuaikan dengan perubahan lingkungan, sosial, dan demografi. Selian itu sistem tersebut adaptif terhadap konflik artinya ketika terjadi konflik antar klan atau segmen, struktur ini memungkinkan adanya fleksibilitas dalam membentuk aliansi baru atau mengubah keseimbangan kekuasaan.
Selain itu, meskipun sistem ini tampak patriarkal, perempuan memiliki peran yang signifikan dalam menjaga kohesi sosial. Mereka sering menjadi mediator dalam konflik dan memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan dalam lingkup keluarga dan klan. Beberapa hak dan properti juga bisa diwariskan secara matrilineal, memberikan perempuan peran penting dalam ekonomi keluarga.
Pada sistem tersebut ada peran peran tertentu berdasarkan kelompok umur
Pemuda Nuer melewati serangkaian inisiasi yang menandai transisi mereka dari masa kanak-kanak ke dewasa.
Anggota masyarakat Nuer diorganisir berdasarkan kelompok umur. Kelompok umur yang lebih tua memiliki otoritas yang lebih besar.
Kelompok umur berperan dalam pengambilan keputusan kolektif, terutama dalam hal konflik dan perkawinan.