Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Wani Ngalah Luhur Wekasane di Dunia Kerja

10 September 2024   15:08 Diperbarui: 10 September 2024   15:09 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

The Body Shop: Perusahaan kosmetik ini sejak awal telah berkomitmen pada etika bisnis yang baik, tidak melakukan pengujian pada hewan, dan menggunakan bahan-bahan alami. Meskipun ada banyak pesaing yang menawarkan produk serupa, The Body Shop tetap memiliki basis pelanggan yang setia karena nilai-nilai yang mereka yakini.

  • IKEA: Raksasa furnitur asal Swedia ini dikenal dengan desain yang sederhana, fungsional, dan harga yang terjangkau. IKEA juga sangat memperhatikan keberlanjutan, menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan mendorong daur ulang. Dengan pendekatan ini, IKEA berhasil menjadi pemimpin pasar furnitur global.

  • Contoh perusahaan tersebut  memiliki beberapa karakteristik umum:

    • Nilai-nilai yang kuat: Mereka memiliki nilai-nilai inti yang menjadi pedoman dalam setiap keputusan bisnis.

    • Fokus pada jangka panjang: Mereka tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, tetapi juga membangun bisnis yang berkelanjutan.

    • Kemitraan yang kuat: Mereka membangun hubungan yang kuat dengan pemasok, pelanggan, dan komunitas.

    • Inovasi yang berkelanjutan: Mereka terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berubah.

    Tantangan dalam Menerapkan Konsep "Menang Ngalah Luhur Wekasane"

    • Tekanan untuk Menang Cepat: Dalam lingkungan bisnis yang serba cepat, seringkali ada tekanan untuk menghasilkan hasil yang instan. Konsep "luhur wekasane" yang menekankan pada jangka panjang bisa bertentangan dengan tuntutan segera ini.

    • Ego dan Gengsi: Terkadang, ego dan gengsi dapat menghalangi seseorang untuk mengalah. Terutama dalam negosiasi atau persaingan, keinginan untuk menang bisa mengalahkan pertimbangan jangka panjang.

    • Kurangnya Kepercayaan: Membutuhkan tingkat kepercayaan yang tinggi untuk berani mengalah. Jika tidak ada kepercayaan bahwa pihak lain akan menghargai sikap tersebut, maka sulit untuk menerapkan konsep ini.

    • HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      4. 4
      5. 5
      6. 6
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Worklife Selengkapnya
      Lihat Worklife Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun