Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membangun Masa Depan: Praktik Inklusivitas pada Diri Sendiri

23 Agustus 2024   11:44 Diperbarui: 23 Agustus 2024   12:25 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inklusivitas, sebuah konsep yang merangkum penerimaan dan penghargaan terhadap perbedaan, menjadi semakin penting dalam dunia yang semakin terhubung dan beragam. Inklusivitas bukan hanya tentang toleransi, tetapi tentang menciptakan lingkungan yang memungkinkan setiap individu untuk berpartisipasi, berkontribusi, dan berkembang. Praktik inklusivitas bukan hanya tentang kebijakan besar atau gerakan sosial, tetapi juga dimulai dari tindakan kecil sehari-hari.

Advokasi inklusivitas? 

Advokasi inklusivitas adalah upaya aktif untuk mendorong terciptanya lingkungan yang setara dan terbuka bagi semua orang, tanpa memandang latar belakang, identitas, atau kemampuan. Ini berarti memperjuangkan agar setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi penuh dalam masyarakat.

Inklusivitas adalah konsep yang kompleks dan telah dikaji oleh berbagai disiplin ilmu. Meski tidak secara spesifik memperbincangkan terkait inklusivitas, beberapa ahli di bawah ini memberikan perspektif tentang inklusivitas, di antaranya: 

Sosiologi:

  • Peter L. Berger: Sosiolog ini menekankan pentingnya inklusivitas dalam membangun masyarakat yang harmonis. Ia berpendapat bahwa inklusivitas memungkinkan berbagai kelompok dalam masyarakat untuk hidup berdampingan secara damai dan saling menghormati.

  • Emile Durkheim: Durkheim melihat inklusivitas sebagai salah satu kunci integrasi sosial. Ia berargumen bahwa masyarakat yang inklusif lebih solid dan mampu bertahan dalam jangka panjang.

Psikologi:

  • Abraham Maslow: Teori hierarki kebutuhan Maslow menunjukkan bahwa manusia memiliki kebutuhan akan rasa memiliki dan rasa diterima. Inklusivitas memenuhi kebutuhan ini dan berkontribusi pada kesejahteraan psikologis individu.

  • Carl Rogers: Rogers menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang menerima dan tidak menghakimi untuk pertumbuhan pribadi. Inklusivitas menciptakan lingkungan seperti itu.

Pendidikan:

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun