Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Inklusivitas, Benang Kasmir yang Kutenun

21 Agustus 2024   07:10 Diperbarui: 21 Agustus 2024   07:18 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Helai demi helai, kisah alam terjalin,

Dari puncak gunung, di negeri dingin.

Lembut membelai, hangat menyelimuti,

Benang kasmir,  simbol ketangguhan sejati, 

Di tangan terampil, terlahir karya seni,

Motif rumit, penuh makna mendalam.

Benang kasmir, cerminan jiwa murni,

Mewah dan sederhana, dalam satu helaian.

Benang kasmir, lembut dan halus, 

Terjalin erat, menyatu padu. 

Seutas demi seutas, membentuk sebuah kain, 

Indah dan kuat, tak tergantikan.

Seperti benang kasmir, kita berbeda-beda, 

Warna kulit, bahasa, budaya, keyakinan. 

Namun, dalam jiwa, kita sama saja, 

Mencari kasih sayang dan persatuan.

Di tenunan kehidupan, kita saling melengkapi, 

Setiap benang memiliki peran penting. 

Dengan perbedaan, kita menjadi lebih kaya, 

Membentuk sebuah karya yang sempurna.

Inklusivitas, benang emas yang menyatukan, 

Menjalin kita dalam kasih yang abadi. 

Mari kita rangkul perbedaan, 

Membangun dunia yang harmoni.

Inklusivitas, sebuah lantunan menyala,

Menyatukan jiwa, dalam kasih yang sempurna.

Kita semua terlahir dengan hak yang sama.

Membangun persatuan, dalam kasih yang tak ternama.

Di taman inklusif, bunga-bunga bermekaran,

Beraneka rupa, menebarkan aroma harum.

Tak ada yang terpinggirkan, tak ada yang terlupakan,

Semua berhak bermekaran, dalam kasih yang merdu.

Mari kita rangkul perbedaan, dengan tangan terbuka,

Menjalin persaudaraan, dalam kasih yang suci.

Inklusivitas, sebuah jalan menuju bahagia,

Membangun dunia yang damai, untuk semua insan di bumi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun