Keasyikan Bersama Anak, Lupa Packing
Alarm berbunyi nyaring, memecahkan keheningan pagi. Mata saya yang berat terasa seperti direkatkan lem. Dengan malas saya meraih ponsel dan mematikan alarm itu. Ah, baru saja mimpi indah.Â
Semalam, terlena asyik menemani si kecil belajar, menggambar, dan bermain. Waktu terasa begitu cepat berlalu. Tanpa terasa, sudah larut malam. Niat hati ingin segera tidur, tapi godaan untuk menyelesaikan . Akhirnya, saya pun tertidur dengan perasaan puas.
Namun, kebahagiaan itu seketika sirna saat saya teringat akan perjalanan ke Banyuwangi rapat besok pagi subuh. Sambil mengucek mata, saya berusaha mengingat apa saja yang sudah saya siapkan untuk dinas dan apa yang lupa.Â
Celana panjang? Sudah. Kemeja batik? Ada. charger? Cek! Tapi, tunggu dulu... KTP! Di mana KTP? Saya kalut mencari ke seluruh penjuru kamar. Keringat dingin mulai bercucuran. Jangan sampai KTP ketinggalan!
Setelah beberapa menit mencari, akhirnya saya menemukan KTP tergeletak di atas meja kamar, rupanya kemarin kelupaan dimasukkan di tas. Lega rasanya. Saya langsung memasukkannya ke dalam tas. Dengan tergesa-gesa, saya keluar rumah dan menuju bandara.Â
Sesampainya di bandara, saya langsung menuju ke counter check-in. Napas saya tersengal-sengal. Untunglah, saya masih bisa mengejar penerbangan. Pengalaman berharganya agar saya tidak lupa keasyikan. Biasanya sih tidak pernah sebegitu asik malam kemarin.Â
Detik-Detik Menegangkan di Bandara
Suara pengumuman di bandara selalu menjadi musik bagi telinga para pelancong. Namun, pada hari itu, suara itu berubah menjadi melodi ketakutan yang membuat jantungku berdebar kencang.
Aku asyik tertidur sesekali bangun menulis dan melihat apakah ada info pengumuman di wa grup sekolah anak. Â Di sudut "kedai" indomie , pikiran melayang ke destinasi yang akan kujalani. Tanpa sadar, waktu terus berlalu. Saat aku mulai sadar mendengar kata Banyuwangi rupanya menunjukkan waktu keberangkatan yang tinggal beberapa menit lagi. Info nya ada perubahan gate penerbangan pula. Dengan tergesa-gesa, aku bergegas menuju gate keberangkatan yang menjadi info perubahan dari A5 menuju A2, tapi ternyata kosong.Â
Sesampainya di gate yang berbeda tertera pada boarding pass, aku tidak menemukan antrian penumpang. Rasa aneh mulai menyeruak. Aku bertanya kepada petugas di dekatnya, dan jawabannya membuatku tertegun. "Maaf, penerbangan Anda sudah dipindahkan ke gate sebelah." Rupanya info terbarunya berganti di A1.Â
Nafasku tercekat. Aku baru menyadari mungkin ada pengumuman perubahan gate kembali. Keringat dingin mulai membasahi tubuhku. Dengan langkah terburu-buru, aku berlari menuju gate baru. Setiap detik terasa seperti satu jam.
Sesampainya di gate baru, antrian penumpang sudah mulai bergerak. Aku berdesakan masuk, jantungku berdebar tak karuan. Saat hendak masuk ke dalam pesawat, pramugari menyapaku dengan senyum ramah. "Selamat datang," ujarnya.
Aku menghela nafas lega. Akhirnya, aku berhasil masuk ke dalam pesawat tepat pada waktunya. Selama penerbangan, aku terus merenungkan kejadian menegangkan tadi. Aku bersyukur telah berhasil naik pesawat, namun kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagiku untuk selalu waspada dan tidak lengah.
"Petualangan Pertama di Langit Bersama Super Jet"
"Dengkulku mungkin tidak segemetar saat menaiki anak tangga pesawat waktu ke Sabu Raijua. Ini dia, momen yang sudah kutunggu-tunggu sejak lama: penerbangan perdana dengan Super Jet! Suasana di kabin begitu tenang, dihiasi dengan nuansa modern yang membuatku semakin bersemangat. Kursi empuk menyambut tubuhku, dan layar sentuh di depanku siap menemani perjalanan.
Saat pesawat meluncur di landasan pacu, jantungku berdebar kencang. Seketika, kami terangkat dari bumi, meninggalkan segala hiruk pikuk kota. Dari jendela, aku melihat pemandangan kota yang semakin mengecil. Awan-awan putih berarak di bawah kami, seperti kapas lembut yang siap menyambut.
Selama penerbangan, aku tidur. Â Tak terasa, waktu berlalu begitu cepat. Saat pesawat mulai turun dan mendarat dengan mulus, aku merasakan kepuasan yang tak terkira.
Mendarat di Atas Laut: Petualangan Menuju Banyuwangi
Jendela pesawat perlahan-lahan mulai terbuka, memperlihatkan pemandangan yang begitu mengagumkan. Awan-awan putih lembut berarak di bawah, seolah menyambut kedatangan saya. Semakin lama, pemandangan hijau pegunungan mulai terlihat samar-samar di antara celah-celah awan. Detak jantung saya berpacu, tak sabar ingin segera menginjakkan kaki di tanah Banyuwangi.
Asisten Pilot mengumumkan bahwa kami akan segera mendarat. Saya menempelkan wajah saya ke jendela, tak ingin melewatkan satu detik pun dari pemandangan yang menakjubkan ini. Dan tiba-tiba, pemandangan berubah drastis. Lautan lepas yang luas terbentang di bawah kami, dengan ombak yang bergulung-gulung bagai permadani biru.
"Wah, saya akan mendarat di atas laut!" gumam saya dalam hati.
Pesawat terus menukik, semakin dekat dengan permukaan air. Saya bisa melihat dengan jelas warna biru tua laut yang berpadu dengan warna hijau zamrud dari terumbu karang. Saat pesawat semakin rendah, saya bisa melihat dengan jelas garis pantai yang berkelok-kelok, seperti lukisan abstrak yang terbentang di atas kanvas biru.
Beberapa saat kemudian, landasan pacu Bandara Blimbingsari mulai terlihat. Pesawat meluncur mulus di atas landasan, dan akhirnya berhenti dengan sempurna. Saya menarik napas dalam-dalam, merasa begitu beruntung bisa menyaksikan pemandangan yang begitu indah dari atas langit.
Pengalaman pertama naik Super Jet ini benar-benar tak terlupakan. Pesawatnya nyaman, pelayanannya ramah, dan fasilitasnya lengkap. Rasanya seperti sedang menaiki pesawat pribadi. Aku pasti akan kembali memilih Super Jet untuk perjalanan berikutnya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H