Komunikasi Antar Keluarga: Lamaran menjadi ajang pertemuan antara kedua belah keluarga untuk saling mengenal lebih dekat. Melalui perbincangan dan negosiasi, terjalin hubungan yang lebih erat antara kedua keluarga.
Penegasan Komitmen: Lamaran merupakan penegasan komitmen kedua calon mempelai untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Prosesi ini juga menjadi tanda dimulainya persiapan pernikahan.
Pembawa Berkah: Dalam beberapa budaya, lamaran dianggap sebagai pembawa berkah bagi pasangan yang akan menikah. Upacara adat yang dilakukan selama prosesi lamaran diyakini dapat melindungi dan memberkati hubungan mereka.
Prestise Sosial: Di beberapa masyarakat, lamaran juga memiliki makna prestise sosial. Besar kecilnya acara lamaran dapat mencerminkan status sosial kedua keluarga.
Tinjauan PenelitianÂ
Penelitian terbaru mengenai lamaran dalam tradisi perkawinan di Nusantara menunjukkan beberapa temuan menarik:
Perubahan Fungsi Lamaran: Seiring dengan perubahan zaman, fungsi lamaran mengalami pergeseran. Jika dulu lamaran lebih bersifat formal dan kaku, kini banyak pasangan yang lebih memilih acara lamaran yang lebih santai dan sesuai dengan kepribadian mereka.
Pengaruh Budaya Populer: Budaya populer, seperti film dan sinetron, turut mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap prosesi lamaran. Banyak pasangan yang terinspirasi oleh adegan-adegan romantis dalam film untuk merencanakan lamaran mereka.
Peran Teknologi: Teknologi semakin memudahkan pasangan dalam merencanakan dan melaksanakan prosesi lamaran. Media sosial digunakan untuk berbagi momen spesial ini dengan keluarga dan teman-teman.
Tantangan Modernisasi: Modernisasi membawa tantangan tersendiri bagi tradisi lamaran. Konflik antara nilai-nilai tradisional dan gaya hidup modern seringkali muncul dalam perencanaan acara lamaran.
Dampak Modernisasi terhadap Tradisi Perkawinan