Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Antropologi Kebijakan: Menjembatani Ilmu dan Praktik, Sebuah Pengantar

6 Agustus 2024   06:00 Diperbarui: 6 Agustus 2024   06:02 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejarah Antropologi kebijakan

Antropologi telah terlibat dalam studi kebijakan sejak awal abad ke-20. 

  • Awal abad ke-20: Antropologi digunakan untuk memahami budaya masyarakat pribumi dan membantu pemerintah kolonial dalam mengelola mereka.

  •  Pasca Perang Dunia Ke-2: Antropologi mulai digunakan untuk memahami dan mengatasi masalah sosial seperti kemiskinan, kesehatan, dan pendidikan.

  •  Tahun 1960-an dan 1970-an: Antropologi menjadi semakin terlibat dalam gerakan hak sipil dan gerakan anti-perang.

  •  Tahun 1980-an dan 1990-an: Antropologi mulai digunakan untuk memahami dan mengatasi masalah global seperti perubahan iklim, perdagangan internasional, dan migrasi.

Selain pentingnya antropologi kebijakan dan sejarah antropologi kebijakan. Bidang ini juga diminati oleh beberapa tokoh antropologi. Tokoh antropologi kebijakan adalah antropolog yang menerapkan pengetahuan dan metode antropologi untuk memecahkan masalah sosial dan kebijakan publik. Mereka bekerja dengan pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan lembaga internasional untuk memahami konteks sosial, budaya, dan perilaku manusia yang memengaruhi kebijakan. 

Berikut beberapa tokoh antropologi kebijakan dan gagasannya:

1. Nancy Scheper-Hughes:

  • Gagasan: Scheper-Hughes dikenal karena penelitiannya tentang kematian anak di Brasil dan kritiknya terhadap kebijakan kesehatan global. Dia berpendapat bahwa kebijakan kesehatan harus mempertimbangkan konteks sosial dan budaya, dan tidak hanya berfokus pada aspek medis. 

  •  Karya: "Death Without Weeping: The Violence of Everyday Life in Brazil" (1992)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun