Mohon tunggu...
Siti Hajar as anjar
Siti Hajar as anjar Mohon Tunggu... Lainnya - Fungsional Administrator Kesehatan Ahli Madya, Kemenkes 🇮🇩 🇮🇩

Imajiner keeper, loves growing and developing learning by process and experience, and follow the passion

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Manusia "Casing" Dan "Gaslighter"

31 Desember 2022   09:00 Diperbarui: 8 Mei 2023   00:55 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Casing diartikan sebagai rumah bagi perangkat keras utama komputer.

Kata casing pada zaman serba teknologi digital di industri 4.0 ini jadi booming digunakan sebagai julukan bagi  orang dengan penampilan yang berpura-pura baik, tapi sebenarnya tidak.  Pepatah berbahasa Inggris menyebutnya dengan  "Beauty is in the eye of the beholder"

'Manusia Casing' sejak manusia diciptakan di muka bumi ini sudah ada. Mungkin istilah katanya saja yang muncul di era digital.

Yep!

Banyak orang terjebak dengan si manusia casing ini dan kena mental-nya. Kemudian bertanya kepada teman-nya, namun ternyata teman-nya pun termasuk dalam circle 'manusia casing'. Akhirnya tanpa disadari menjadi  korban gaslighting. 

Istilah gaslighting pada Tahun 2022 ini menjadi  isu topik yang sering di cari di media sosial. Apa itu gaslighting dan ciri-cirinya memang perlu mewaspadai  diri agar tidak tertipu dan terjebak. Adapun istilah gaslighting sebenarnya berasal dari nama drama tahun 1938 dan film tahun 1944 berjudul "Gaslight", yang bercerita seorang suami memanipulasi istrinya untuk berpikir bahwa dia memiliki penyakit mental. 

Intinya  Gaslighting, is 'psychological manipulation of person

Medicalnewstoday memberikan penjelasan terkait "Gaslighting" is a form of psychological abuse in which a person or group causes someone to question their own sanity, memories, or perception of reality. People who experience gaslighting may feel confused, anxious, or as though they cannot trust themselves.

Diartikan gaslighting adalah bentuk pelecehan psikologis dimana seseorang atau kelompok menyebabkan seseorang mempertanyakan kewarasan, ingatan, atau persepsi mereka sendiri tentang realitas. Orang yang mengalami gaslighting mungkin merasa bingung, cemas, atau seolah-olah tidak bisa mempercayai diri sendiri, kenapa?

...karena Gaslighting adalah sebuah bentuk pelecehan emosional, yang dapat membuat hubungan pertemanan atau pergaulan jadi toxic

Tindakan gaslighting sering dilakukan tanpa disadari, dapat terjadi dimana saja dan oleh siapa saja. Selain itu memang sulit untuk dibuktikan. Pelaku atau disebut gaslighter pandai dalam memutarbalikan fakta dan melakukan tindakan manipulatif dalam circle pertemanan, agar seolah-olah  kamulah yang baperan atau sensitif, melebih-lebihkan atau mengada-ngada.

Jadi sepertinya 'manusia casing' dan gaslighter itu one circle ya?, ayo mari sama-sama  kita lihat definisinya...

Manusia Casing merupakan ungkapan bagi orang yang pandai menyembunyikan sifat aslinya atau perilaku yang buruk seolah-olah baik hatinya atau baik perilakunya. Hal ini dilakukan agar tujuannya tercapai baik dalam meningkatkan status sosial di masyarakat atau dalam lingkungan pertemanan.

Sedangkan menurut klikdokter, gaslighter adalah pribadi yang cenderung narsistik, arogan, sosiopat, dan psikopat. Selain pintar berbohong dan manipulatif, gaslighter juga bisa tampak menawan dan tak berdosa.

Sepertinya serupa tapi tidak sama ya?, tampak baik dan tampak menawan..., mungkin lebih narsis gaslighter.

Faktanya BBC News memberitakan gaslighting menjadi salah satu dari tiga word of the year 2022, diantara word of  the year 2022 lainnya yakni Goblin mode dan permacrisis.

Apa yang mendasari seorang gaslighter?, biasanya dilakukan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dalam mengendalikan orang, merasa lebih berhak untuk memiliki, dan menganggap kebutuhannya lebih penting sedangkan orang lain tidak.

Seperti apa karakter gaslighter?. Biasanya suka dipuji, tidak konsisten dengan ucapannya, merasa lebih baik atau benar daripada orang lain, dan biasanya kurang empati. Nah....kamu masuk dalam katagori inikah?

Saat ini di era generasi Z yang serba digital dan canggih, sangat perlu mewaspadai ucapan yang kita lontarkan kepada orang lain. Dimana kemungkinan ucapan tersebut terlihat biasa, tapi tidak disadari mengandung gaslighting  terhadap seseorang yang tidak sefrekuensi dengannya sebagaimana contoh kalimat berikut :

  • "Beneran yang kamu bicarakan?!, bukannya kamu itu orangnya pelupa ya?" atau "Anggapan kamu salah!, saya lebih percaya omongan dia"
  • "Paham nggak yang dia bilang?, kalau saya sih...malah tambah bingung ya.." atau "Dari tadi kamu ngomong, saya nggak  ngerti deh apa maksudnya."
  • "Alaaaaah loe aja keles yang baperan, lebay!" atau "Saya cuma bercanda kok tadi, cuma main-main aja...udah nggak usah di ambil hati"
  • "Ohh...sepertinya tadi hanya miss-persepsi, jadi lupain saja kejadian tadi...karena cuma iseng aja kok" atau "Tadi yang ngomongin kamu itu bukan saya ya, saya hanya bicara kamu memang tipikal-nya begitu!"
  • " Kebanyakan nonton drama siiiiiih, jadi apa-apa dikaitkan dengan khayalan yang dibuat sendiri"
  • "Saya maklum, tapi kamu memang keras kepala jadi kalau dikasih nasehat nalarnya nggak jalan".

Contoh ucapan  yang dilakukan gaslighter ini dapat menjatuhkan kesehatan mental seseorang seperti stres, merasa direndahkan bahkan hingga frustasi dan bunuhdiri. Jadi memang perlu diwaspadai dalam berucap, karena bisa saja tidak disadari kita adalah gaslighter. Beberapa cara yang efektif untuk menyakinkan orang lain ketika gaslighter melakukan manipulatif  atau menyamarkan cerita adalah :

  • Mengumpulkan bukti berupa catatan, foto, merekam pembicaraan, dan bercerita kepada teman yang dapat dipercaya
  • Menjauhi  atau menghinduari lingkungan toxic
  • Bantuan dari teman-teman yang dapat dipercaya
  • Melakukan terapi
  • Dukungan  keluarga
  • Yang paling utama, banyak mendekatkan diri pada Tuhan, agar diberi kemudahan melaluinya, perlindungan dan pertolongan

Last but not for least,

This post is my favorite topic in ending 2022 & I also went through a lot because of it. Difficult year..., hopefully better in 2023 

Thank you life lessons 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun