Mohon tunggu...
Shishi Amelia
Shishi Amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Saya adalah Mahasiswa dari Universitas Negeri Jakarta yang sedang menjalani program studi Pendidikan Sosiologi angkatan 2023.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Organisasi Siswa Intra Sekolah yang Berorientasi Pendidikan Karakter Untuk Indonesia Emas 2045

30 Maret 2024   13:39 Diperbarui: 30 Maret 2024   14:45 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama                   : Shishi Amelia

NIM                      : 1405623019

Program Studi : Pendidikan Sosiologi

Sisyamel9@gmail.com

Di era globalisasi saat ini, Indonesia dihadapkan dengan tantangan fenomena demoralisasi pada generasi mudanya yang menjadi kasat mata. Arus informasi dan budaya yang masuk dari berbagai belahan dunia membawa banyak pengaruh, selain sisi positif tentu saja ada pula sisi negatifnya. Sisi negatif dari budaya yang masuk tanpa penyaringan tersebut berpengaruh pada penurunan moral dan perilaku yang tidak diharapkan. Perubahan perilaku, sikap dan tingkah laku dalam berinteraksi dengan lingkungan di sekitar menjadi cerminan dari demoralisasi pada generasi muda.

Perubahan karakter dari pengaruh budaya luar, semakin meresap ke dalam berbagai aspek berkehidupan generasi muda Indonesia. Seringkali budaya yang masuk bertentangan dengan nilai-nilai tradisional yang sudah menjadi bagian dari identitas dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Banyak generasi muda terjebak dalam arus konsumerisme, individualisme, kekerasan, penyalahguaan narkotika dan lain sebagainya.

Dampak perubahan karakter tersebut tidak bisa dipandang sebelah mata. Hal ini menjadi masalah yang serius karena jika dibiarkan, secara perlahan nilai-nilai tradisional Indonesia akan semakin tergerus. Gotong royong, rasa solidaritas, dan kepedulian terhadap sesama, yang selama ini menjadi nilai yang sangat digenggam dalam budaya Indonesia, kini semakin berjalannya waktu semakin terkikis oleh sikap-sikap kebaratan tersebut.

Menanggapi hal ini sekolah sudah seharusnya menjadi komponen penting yang keberadaannya tidak bisa dilepaskan dari masyarakat. Program pengembangan sekolah harus berorientasi pada generasi muda sebagai peserta didik agar mampu mengambil peran penting saat mereka menjadi bagian dari masyarakat. Melalui organisasi sekolah sebagai wadah pembentukan kembali karakter dan moral yang sempat dilupakan. Sekolah tidak lagi sebagai tempat untuk mendapatkan pengetahuan akademis saja, namun juga sebagai perantara sosial untuk peserta didik belajar berinteraksi, beradaptasi, dan membentuk karakter pribadi serta moral mereka. Oleh karena itu, peranan aktif dari sekolah menjadi sangat penting memperkuat pendidikan karakter peserta didik.

Salah satu organisasi penting dalam lingkungan sekolah adalah OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Berdasarkan Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009 tentang pembinaan kesiswaan, telah dinyatakan bahwa OSIS menjadi organisasi kesiswaan dan merupakan organisasi resmi di sekolah, karenanya OSIS banyak beroperasi di hampir setiap sekolah, terutama pada jenjang menengah pertama (SMP) dan menengah atas (SMA). Peranan organisasi sekolah tersebut dapat memberikan kontribusi pada visi Indonesia Emas 2045 yang mencita-citakan Indonesia sebagai negara maju dan berdaya saing tinggi.

OSIS masuk kedalam kategori organisasi sekolah atau yang biasa disebut sebagai ekstrakulikuler yang kegiatannya dilakukan peserta didik di luar jam belajar, biasanya dilakukan setelah pulang sekolah. Namun tidak dengan OSIS, organisasi ini terkadang memakan waktu belajar peserta didik. Kegiatan mereka yang terlibat pada pelaksanaan berbagai acara dan bakti sekolah mendatangkan tantangan dalam hal manajemen waktu, akan ini anggota OSIS diharuskan mampu mengelola waktu mereka dengan efisien, sambil tetap menjaga keseimbangan dengan tugas-tugas akademis dan kegiatan lainnya. Dalam hal kepegurusan organisasi OSIS memiliki struktur keanggotaan yang secara umum terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota, karenanya segala kegiatan memerlukan koordinasi yang baik dan komunikasi yang efektif antar anggota untuk meminimalisir konflik. Melalui tantangan tersebut, peranan ketua OSIS diharapkan dapat memastikan keadaan dapat dikendalikan. Dengan ini, peserta didik diharuskan memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, empatis, resolutif, dan berjiwa pemimpin. Selanjutnya dalam pelaksanaan kegiatan setiap pengurus diwajibkan mengemban tugas dan tanggung jawab mereka dengan baik, berkomitmen untuk bertindak sesuai dengan prinsip moral dan etika. Adanya godaan untuk melanggar dan meninggalkan tanggung jawab menjadi tantangan setiap anggota dalam menjaga integritasnya.

Dari tantangan dan hambatan OSIS diatas, secara tidak langsung akan membentuk karakter peserta didik yang bernilai demokratis. Kecerdasan intelektual tidaklah cukup, perlu dibarengi dengan karakter peserta didik yang berintegritas, bertanggung jawab, dan memiliki rasa empati terhadap sesama. Kecerdasan tanpa moralitas hanya kekosongan belaka, karenanya OSIS menjadi wadah untuk membentuk kader pembangunan bangsa yang siap berkontribusi dalam mengatasi tantangan kompleks dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab demi kebaikan bersama, sebagai upaya perwujudan visi tersebut.

Salah satu visi Indonesia Emas 2025 adalah untuk Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Sejalan dengan konteks, pengupayaannya haruslah menjadi pusat perhatian sebagai bagian dari pembangunan manusia. Dengan ini, sekolah perlu mendorong peranan OSIS. Peranan OSIS di lingkungan sekolah antara lain;

1. Sebagai wadah bagi peserta didik untuk bekerja sama dalam organisasi

2. Sebagai tempat bagi peserta didik belajar berdemokrasi dalam skala kecil

3. Sebagai penggerak atau motivator yang mampu memenuhi kebutuhan sesuai dengan harapan warga sekolah

4. Sebagai gerakan preventif dalam meminimalisir terjadinya pelanggaran di dalam dan sekitar sekolah

Meskipun kegiatan dan peranan OSIS masih dalam bimbingan dan pengawasan pembina OSIS, peserta didik yang mengikuti esktrakulikuler ini memegang tanggung jawab dalam mengelola dan mengurus keorganisasian secara mandiri. Dalam berorganisasi peserta didik dibimbing sesuai dengan fungsi struktur kepengurusan yang dipilih. Setiap kegiatan keorganisasian OSIS membawa implikasi yang lebih dalam daripada sekadar tugas organisasional. Tentu saja, tujuannya untuk mendorong peserta didik secara optimal dalam pencapaian pendidikan karakternya. Banyak manfaat lain yang didapat oleh perserta didik dari keorganisasian OSIS, yaitu;

1. Meningkatkan nilai-nilai ketakwaan, menumbuhkan kesadaran berbangsa, bernegara serta cinta tanah air.

2. Membentuk kepribadian dan budi pekerti luhur.

3. Mengasah kemampuan berorganisasi, berpolitik dan kepemimpinan.

4. Meningkatkan keterampilan dan karakter mandiri serta percaya diri.

Hal inilah yang menjadikan OSIS sebagai wadah pembentukan generasi yang ideal. 

Dari jabaran diatas tentang bagaimana organisasi sekolah terutama OSIS dalam membentuk karakter siswa, dapat terlihat poin pentingnya yang tidak hanya berkaitan dengan pembentukan individu yang lebih baik, akan tetapi dapat menjadi kontribusi nyata dalam mencapai Indonesia Emas 2045 dengan;

1. Membentuk generasi yang mampu menghadapi berbagai tantangan global

2. Penanaman nilai-nilai bangsa sebagai pondasi identitas dan karakter bangsa yang maju

3. Kelestarian nilai-nilai tradisonal sebagai dasar dalam besosialisasi

4. Mengembangkan sifat pemimpin yang berorientasi masa depan

5. Membentuk generasi yang peduli untuk memajukan masyarakat

Dengan demikian, pembangunan karakter melalui OSIS memiliki peranan yang besar untuk menjadi kontribusi nyata dalam mencapai Indonesia Emas 2045 dan menurunkan tingkat demoralisasi di Indonesia. Melalui pembentukan generasi muda yang unggul dan berkarakter tinggi, maka cita-cita menjadi negara maju dan berdaya saing tinggi di kancah global akan sampai di depan mata dan bukan angan-angan belaka. Oleh karena itu, dukungan dari semua pihak, baik sekolah, masyarakat dan pemerintah adalah hal yang diperlukan dalam peningkatan karakter dan moral peserta didik hingga membawa Indonesia pada visi Indonesia Emas 2045.

DAFTAR PUSTAKA
Fibrianto, A. S., & Yuniar, A. D. (2020). Peran budaya organisasi dalam pembentukan karakter, etika, dan moral siswa SMA Negeri di Kota Malang. Jurnal analisa sosiologi, 9(1).

Nursanti, D. (2013). Peranan Organisasi Siswa Intra Sekolah dalam Membentuk Karakter Siswa SMP Negeri di Kabupaten Magelang. Eprints UNY.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun