Bagi siswa atau anak, hal itu akan mudah, mengingat pengucapannya  dibantu dengan abjad yang  mudah diingat (seperti contoh di atas).Â
Umumnya metode seperti di atas tidak diterapkan di kurikulum pendidikan bahasa inggris di Indonesia. Di Indonesia metode yang digunakan lebih pada penghapalan kosa kata, dan kurang terlatih pula untuk kemampuan pengucapan. Tidak tersedianya buku cetak atau instruksi yang membentuk sistim pengejaan cara baca. Hal itu membuat kepengajaran bahasa inggris hanya dilakukan oleh orang tertentu.
Guru memang memiliki peran sentral, yang  menerangkan dan mengoreksi cara bacanya, namun tanpa pengejaan yang dituliskan oleh guru atau tertulis di buku tidak semua siswa mengingatnya.Â
Kita tahu bahwa siswa memiliki cara belajar yang beragam. Ada yang condong pada Audio, Visual, Audio-visual dan Kinestetic learning.Â
Jadi tidak semua ucapan guru bisa cepat ditangkap oleh siswa. Maka untuk memanggil (mengingat) Â kembali bunyi pengucapan pada suatu kata yang semakin hari semakin bertambah terus, tentu akan merepotkan siswa. Maka, Mengajarkan sistim pengejaan bahasa Inggris akan lebih edukatif dan membangun semangat siswa.Â
Sedangkan untuk kompleksitas kalimat dalam bahasa inggris mengenai unsur-unsur yang telah kami sebutkan sebelumnya seperti kelas kata, affiksasi, ada fungsi kalimat yang berbeda (SPOK yang berbeda) , Bagaimana mengajarkannya? akan diulas lebih jauh pada Edisi selanjutnya.
Kesimpulan.
- Ajari siswa/ anak pengucapan bahasa inggris dengan bahasa sendiri Agar ia memiliki sistim pengejaan (spelling). Niscaya anak anda tidak kebingungan dalam Belajar Bahasa Inggris.
- Untuk  lebih detail mengenai metode di atas, Baca juga:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H