Lebih asyik memainkan ponsel disaat berkumpul dengan keluarga dan teman pun menjadi salah satu tanda terpapar brain rot. Begitu sulit untuk melepaskan gadget dari genggaman. Meskipun dalam keadaan penting yang tidak memerlukan kehadiran gadget.
Tanpa sadar, sering sekali mengecek ponsel. Hanya sekadar memerika notifkasi ponsel atau bahkan menggunakannya tanpa tujuan yang jelas. Tidak sedang ingin mencari sesuatu, mengabari seseorang, ataupun keperluan lainnya.
Secara fisik dapat terlihat dari mata yang lelah dengan kantung mata menghitam. Kepapa juga sering pusing karena berlebihan memainkan gadget. Kesulitan tidur di malam hari dan merasa tidak pernah benar-benar merasa tidur nyenyak yang berkualitas.
Gejala-gelaja brain rot bisa mendatangkan efek samping yang tentunya mengganggu kehidupan sehari-hari. Mulai dari rasa cemas, kergantungan pada gadget, sulit konsentrasi, sakit kepala, mata merah, kantung mata gelap, emosi tidak stabil, mudah lelah, insomnia, bahkan meningkatkan stres.
Untuk mengatasi brain rot, bisa dimulai dengan membatasi penggunaan gadget yang berlebihan. Perlu kesadaran penuh untuk dapat memulai aksi ini. Mulai meninggalkan kebiasaan ini dengan perlahan. Khususnya penggunaan gadget yang tidak ada tujuannya. Lebih baik dialihkan dengan kegiatan lain yang tidak memerlukan kehadiran gadget.
Ciptakan suasana nyaman dan menyenangkan ketika berinteraksi dengan orang lain secara langsung. Suasana ini bisa membangkitkan antusias untuk berkomunikasi dengan seseorang secara langsung daripada lewat ponsel. Dengan begitu, tidak ada lagi agenda pertemuan yang diisi dengan kesibukan masing-masing pada layar ponsel. Berganti dengan canda tawa kebersamaan yang menjadi hiburan pelepas penat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H