Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sulit Konsentrasi? Bisa Jadi Karena Dilanda Jam Koma!

6 November 2024   07:00 Diperbarui: 6 November 2024   07:03 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jam Koma. (Susmber: Shutterstock/Khosro via kompas.com) 

Misalnya saja menyangkut pekerjaan atau hubungan dengan orang lain. Mulai dari pasangan, keluarga, kerabat, rekan kerja, dan orang lain yang bertemu di tempat umum. 

Mungkin masih banyak yang menganggap bahwa jam koma tidak terlalu penting untuk segera diatasi. Padahal, satu tanda yang mengarah pada jam koma, bisa saja akan menimbulkan tanda-tanda lainnya yang memberikan dampak lebih buruk lagi. Bukankah tidak ada salahnya untuk lebih peka dan perhatian dengan kondisi diri sendiri? Tidak ada salahnya untuk mencari tahu tentang kondisi diri dan bergegas mencari solusinya.

Istilah jam koma terdiri dari dua kata, yaitu penggabungan kata jam dengan kata koma. Jam yang diartikan sebagai waktu, sedangkan koma diartikan sebagai terputuskan kesadaran atau konsentrasi seseorang. Istilah ini muncul di kalangan generasi z yang merasa lelah dengan aktivitas sehari-hari. Mulai dari urusan pekerjaan, sampai urusan rumah yang ternyata menguras tenaga.

Kondisi jam koma membuat seseorang mengalami penurunan konsentrasi seingga membuat sulit untuk terus fokus, berpikir, mengambil keputusan, dan menyelesaikan sesuatu sampai tuntas. Pemicunya adalah kondisi overwhelmed atau kewalahan sehingga melakukan hal-hal yang tidak disadari.

Sebenarnya, kondisi overwhelmed dalam kehidupan sangat wajar terjadi. Apalagi ketika seseorang berada dalam situasi yang dikeliling dengan banyan tuntutan atau beban yang sangat banyak dan berat. Namun dampak buruknya akan terjad ketika dibiarkan terjadi secara berulang. Bukan segera menyelesaikan banyak tuntutan dan melepaskan beban yang ada, justru malah menambah masalah baru yang bisa merusak percencanaan sebelumnya.

Ilustrasi kelelahan. (Sumber: freepik.com via kompas.com) 
Ilustrasi kelelahan. (Sumber: freepik.com via kompas.com) 

Fenomena jam koma banyak dikaitkan dengan generasi Z. Mengingat karakter dan gaya hidup Gen Z yang banyak menimbulkan pemicu terjadinya jam koma. Mulai dari gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang tidur, minum kopi, sibuk dengan gadget, dan aktivitas sehari-hari yang padat.

Meski dikatikan dengan Gen Z, bukan berarti hanya Gen Z saja yang mengalami jam koma. Siapa saja, dari generasi mana saja, bisa saja mengalami jam koma. Mengingat siapa saja bisa berada dalam sebuah tekanan, tuntutan, atau beban yang membuat kelelahan dan berujuang pada meningkatnya stres. 

Kondisi jam koma dapat diakibat dari beberapa keadaan. Mulai dari aktivitas yang terlalu padat hingga kurangnya aktivitas fisik. Benar kata pepatah segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik. Aktivitas yang terlalu padat bisa memicu jam koma. Banyak leha-leha dan rebahan juga ternyata bisa memicu jam koma.

Seseorang yang sibuk dengan jadwal kegiatan yang padat dalam sehari memiliki porsi istirahat yang sedikit. Merasa 24 jam dalam sehari itu kurang karena tidak ada waktu untuk beristirat. Diisi dengan kegiatan yang padat. Mulai dari bekerja, berolahraga, datang ke sebuah acara, dan sederet aktivitas lainnya dalam sehari.

Kualitas istirahat akan berkurang. Tidak hanya porsi tidurnya saja. Tubuh dan pikiran yang belum cukup mendapatkan waktu istirahat, harus kembali melakukan start untuk memulai aktivitas di pagi hari. Bahkan sebelum matahari terbit sudah pergi meninggalkan rumah mengejar waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun