Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Mau Cepat Move On? Stop Stalking Mantan!

17 Oktober 2024   07:00 Diperbarui: 17 Oktober 2024   07:02 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi galau karena stalking mantan di media sosial. (Sumber: kieferpix via kompas.com) 

Jiwa-jiwa intel semakin bergelora untuk mencari tahu sang mantan lewat media sosial. Sampai-sampai tak mau sang mantan tahu, niat membuat fake account. Biasanya menyamar sebagai akun online shop, bahkan jualan peninggi badan. 

Memang move on tidak semudah membalikan telapak tangan. Tak semudah nasihat teman untuk segera melupa si dia. Namun, jika terus menerus stalking sang mantang, yang ada semakin sulit untuk bisa melupakannya.

Move on itu harus diciptakan. Bukan berjalan seiring waktu. Memang ada yang memilih untuk membiarkan waktu yang menghapus semuanya. Sampai-sampai segera mencari pengganti agar bisa melupakan mantan. Namun, apakah itu semua memang benar-benar dalam keadaan sudah move on?

Hm, curhat ke sahabat, katanya mau cepat move on. Tapi tidak ada pergerakan yang menunjukkan ke arah sana. Setiap hari sibuk mencari tahu kabar terbaru tentang si dia.

Terus-menerus memantau kehidupan mantan di media sosial akan semakin memperkuat emosi negatif. Tanpa sadar, diri sendiri terus menerus memberi makan rasa sakit hati yang semakin dalam.

Ilustrasi galau karena stalking mantan di media sosial. (Sumber: shutterstock via kompas.com) 
Ilustrasi galau karena stalking mantan di media sosial. (Sumber: shutterstock via kompas.com) 

Apalagi ketika sang mantan sudah memiliki kehidupan baru yang terlihat berbahagia. Misalnya punya pekerjaan bagus, rumah baru yang megah, naik jabatan, jalan-jalan ke luar negeri, atau memiliki pasangan baru. Timbur rasa cemburu, sedih, kesal, dan ujungnya kembali sakit hati. Tidak akan ada habisnya.

Timbul celah untuk membandingkan diri sendiri dengan keberhasilan sang mantan. Merasa diri sendiri masih dalam posisi yang sama saja seperti dulu. Tidak ada perubahan yang signifikan. Berbanding terbalik dengan sang mantan yang terlihat baik-baik saja. Seperti tidak terjadi apa-apa dengan masa lalunya.

Kebiasaan stalking media sosial sang mantan, pertanda masih terjebak dengan masa lalu. Sulit untuk menerima keadaan. Sulit untuk berdama dengan keadaan dan diri sendiri. 

Tak jarang timbuk penyesalan atas berakhirnya kisah cinta yang kandas begitu saja. Padahal saat itu masih bisa diperbiki dan diperjuangkan kembali. 

Keadaan terjebak di masa lalu membuat seseorang sulit untuk maju dan berkembang. Termasuk sulit untuk mendapatkan kebahagiaan dalam hidup. Sibuk dengan urusannya di masa lalu karena beranggapan ada yang belum usai. Padahal di luar sana banyak sekali hal-hal menyenangkan yang siap untuk dijemput. Sumber kebahagiaan tak melulu ada di masa lalu.  Selagi bisa menciptakan kebahagian baru, kenapa tidak dicoba dulu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun