Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Sikap Orang Tua Ketika Anak Menjadi Pelaku Bullying

11 September 2024   19:30 Diperbarui: 11 September 2024   19:33 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilustrasi anak menggambar bersama teman-temannya.(Sumber: Shutterstock via kompas.com) 
Ilustrasi anak menggambar bersama teman-temannya.(Sumber: Shutterstock via kompas.com) 

Tidak hanya sekadar mencari tahu kesalahan yang terletak di anak saja, orangtua juga perlu intropeksi diri. Barangkali selama ini orangtua kurang memberikan perhatian kepada anak. Kurang memberikan apresiasi bahkan tidak mengajarkan atau mencontoh yang baik.

Bukan hanya anak yang belajar untuk berproses agar tumbuh kembang dengan baik, tetapi menjadi orangtua juga harus mau untuk belajar. Belajar menjadi orangtua itu seumur hidup. Tidak mengenal waktu ataupun guratan wajah yang menua. Orangtua harus mau untuk selalu bersama-sama dengan anak, belajar memainkan perannya masing-masing dengan versi terbaik yang bisa diberikan.

Ilustrasi guru dan orangtua murdi. (Sumber: Thinkstockphotos via kompas.com) 
Ilustrasi guru dan orangtua murdi. (Sumber: Thinkstockphotos via kompas.com) 

Untuk membantu tumbuh kembang anak, tidak hanya peranan orangtua. Perlu bantuan pihak lain yang turut memberikan lingkungan positif bagi anak. Maka dari itu, orangtua harus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menangani anak pelaku bullying. Konsultasikan dengan pihak sekolah. Khususnya dengan wali kelas yang mengetahui keseharian anak di sekolah. Termasuk turut mengenal dengan teman anak di sekolah sampai orangtua murid lain.

Jika belum merasa tenang dengan kondisi anak yang menjadi pelaku bullying, tidak ada salahnya untuk melakukan konsultasi dengan profesional. Misalnya dengan dokter anak, psikolog anak, sampai guru spiritual yang paham nilai-nilai agama.

Meminta bantuan pihak lain bukan karena lemah. Justru sebuah sikap yang bijak yang dicerminkan oleh orangtua untuk membantu tumbuh kembang anak. Sekaligus merubah sikap-sikap buruk yang saat ini masih anak tunjukkan.

Ilustrasi orangtua konsultasi bersama psikolog. (Sumber: freepik.com/shurkin_son via kompas.com)
Ilustrasi orangtua konsultasi bersama psikolog. (Sumber: freepik.com/shurkin_son via kompas.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun