Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Bekali Anak dengan 4 Kata Ajaib

25 Agustus 2024   16:00 Diperbarui: 27 Agustus 2024   10:42 1433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membekali anak dengan kata tolong sama dengan mengajarkan anak bahwa tidak apa-apa meminta bantuan orang lain ketika memang ia kesulitan. Dengan begitu, anak tidak gengsi atau malu untuk meminta bantuan orang lain ketika memang dia begitu kesulitan. Meminta bantuan orang lain adalah hal yang lumrah sebagai makhluk sosial.

Kata ajaib yang terakhir adalah terima kasih. Kata ini dipakai ketika mendapatkan bantuan, hadiah, ataupun hal-hal baik dari orang lain.

Penerapan kata ajaib ini bisa dibarengi ketika menggunakan kata ajaib tolong. Misalnya ketika anak mengambilkan barang yang ada di meja karena membantu orangtuanya. Sesudah itu, berilah anak kata terima kasih sebagai bentuk apresiasi karena sudah membantu.

Ilustrasi memberi hadiah. (Sumber: shutterstock via kompas.com) 
Ilustrasi memberi hadiah. (Sumber: shutterstock via kompas.com) 

Bisa juga dicontohkan ketika Ibu mendapatkan hadiah ulang tahun dari Ayah. Ibu mengucapkan terima kasih atas hadiah yang diberikan oleh Ayah. Dengan begitu, anak mengerti bahwa ucapan terima kasih dilakukan ketika ia merasa senang mendapatkan atau diperlakukan baik oleh orang lain. Perlahan ia akan meniru ketika mendapatkan amplop THR saat lebaran dari sanak saudaranya.

Perlu komitmen dan konsistensi dalam memberikan contoh menerapkan empat kata ajaib ini. Kuncinya adalah kesabaran karena tidak mudah untuk membiasakan empat kata ajaib ini kepada anak. Apalagi ketika anak sudah mulai bergaul dengan lingkungan di luar rumah. Menjadi tantangan orangtua karena banyak sekali hal-hal yang dapat ia tiru. Anak yang belum mengerti mana yang pantas ditiru dan mana yang tidak, tidak bisa memfilter sendiri. Peran orangtua tidak hanya sekadar memberitahu, tetapi mencerminkan secara langsung agar anak lebih mudah untuk menirukannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun