Selain kesehatan dan kecerdasan, orangtua tentu menginginkan anaknya menjadi pribadi baik. Berakhlak baik yang dicerminkan dengan perilakunya setiap hari. Mulai dari hal-hal sederhana, sampai saat anak menghadapi suatu masalah.
Anak yang memiliki karakter baik tentu akan mudah diterima di lingkungannya. Memiliki kepribadian baik membuat dirinya disenangi oleh banyak orang. Orangtua menjadi tenang ketika anak dibiarkan sendiri bermain di lingkungannya karena ia bisa menjaga dirinya sendiri dan tidak mencelakai orang di sekitarnya.
Apalagi budaya sopan santun di Indonesia yang begitu terkenal sampai ke orang-orang asing. Karakter baik ini yang seolah menjadi sebuah ciri khas sebagai warga Indonesia menjadi budaya yang melekat. Tentu sangat baik untuk dipertahankan dari generasi ke generasi selanjutnya.
Kita bayangkan saja ketika bertemu dengan seseorang yang begitu sopan kepada kita. Bertutur kata lembut, pemilihan kata yang tepat dan membuat nyaman, sampai sikap dan perilakunya yang raman. Tentunya kita terbawa merasakan kesenangan karena merasa diperlakukan dengan baik oleh orang itu. Dihormati dan dihargai sebagai makhluk sosial.
Lain halnya ketika kita bertemu seseorang yang tidak memiliki adab. Bahasa yang kasar, perilaku yang tidak sopan, sampai gerak-geriknya yang bikin jengkel. Sudah pasti kita tidak akan menyukainya. Memilih untuk tidak memiliki urusan berkepanjangan dengan orang itu.
Tantangan dalam mengajarkan anak adab dan karakter yang baik adalah dari lingkup eksternal. Kemudahan masuknya budaya asing lewat kemajuan teknologi informasi tak bisa dibendung. Anak bisa mengaksesnya kapan saja. Yang di mana akan ada budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya yang berlaku di negara ini.
Selain itu, perubahan zaman sudah jauh berbeda dengan zaman dulu. Jangan sampai orangtua berpikir bahwa tantangan anak zaman dulu lebih sulit dibandingkan zaman sekarang. Justru dengan banyaknya kemudahan saat ini, membuat banyak tantangan yang harus dihadapi dengan bijak. Baik itu oleh orangtua, ataupun oleh anak itu sendiri.
Kunci dasarnya adalah terletak pada cerminan yang diberikan oleh orangtua di kehidupan sehari-hari. Meski orangtua tidak bisa selalu mengawasi selama 24 jam untuk hal-hal yang masuk dan mempengaruhi tumbuh kembang anak, setidaknya anak memiliki pembanding yang akan dijadikan patokan atau panutan untuknya. Sehingga ia akan jauh lebih memilih menirukan apa yang dicerminkan oleh kedua orangtuanya di kesehariannya.
Pondasi dasarnya terletak pada empat kata ajaib yang sangat bermanfaat untuk tumbuh kembang anak. Tidak hanya berlaku untuk saat ini saja, tetapi menjadi bekal dirinya di masa yang akan datang. Ketika anak belajar hidup di atas kakinya sendiri. Menyelesaikan apapun yang ia hadapi seorang diri.
Sebisa mungkin orangtua tentu akan selalu hadir untuk anak. Paling terdepan ketika anak membutuhkan bantuan. Selalu ada dan tak membiarkan anak merasa sendiri. Namun ada kalanya anak akan berhadapan dengan keaadan yang membuat dirinya harus berusaha seorang diri. Apalagi ketika ia sudah beranjak dewasa. Melihat dunia yang lebih luas lagi.