Padahal banyak sekali dampak yang diberikan dari hal sederhana seperti berpelukan. Mulai dari sebagai bentuk menunjukkan kasih sayang, mendukung tumbuh kembang anak, memberikan rasa aman dan percaya kepada anak, serta untuk kesehatan emosional sang buah hati.
Perlu diingat bahwa pelukan itu tidak mengenal usia. Manfaatnya begitu terasa sehingga tidak ada salahnya untuk dilakukan sejak anak lahir sampai ia beranjak dewasa.Â
Biasakan memberikan pelukan kepada anak untuk hal-hal sederhana yang terjadi pada aktivitas sehari-hari bahkan saat anak mencapai sesuatu. Misalnya saat menjelang tidur. Tak lupa saat anak meraih keberhasilan seperti menjadi juara kelas.
Bukan berarti orangtua dapat memeluk anaknya sesuka hati dengan bebas. Jangan paksa anak ketika ia enggan untuk dipeluk. Misalnya bertanya, seperti "Bolehkan Ibu memberikan pelukan?" atau "Bolehkah Ibu mendapatkan pelukan sebelum kamu berangkat sekolah?".Â
Anak berhak untuk menolak ketika ia memang tidak mau mendapatkan pelukan. Orangtua tidak perlu marah atau bahkan membentak. Cukup tanyakan mengapa menolak atau berikan kata-kata positif lainnya yang membuat anak kembali merasakan kedekatan dengan orangtunya.
Terutama ketika anak mulai beranjak dewasa. Hargai privasinya. Khususnya ketika ia bersama teman-temannya atau di tempat umum. Tidak perlu memberikan sentuhan fisik berlebihan ketika akan dihadapan orangtuanya. Mungkin saja akan memberikan rasa malu serta ketidaknyamanan kepadanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H