Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Janji Darah", Jangan Asal Mengucap Janji

5 Juli 2024   07:08 Diperbarui: 5 Juli 2024   07:09 1298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Janji Darah (2024). (Sumber: MAX Pictures)

Film Janji Darah (2024). (Sumber: MAX Pictures)
Film Janji Darah (2024). (Sumber: MAX Pictures)

Secara keseluruhan, kekurangan film Janji Darah hanya terletak pada skoring yang terlalu over powering di beberapa adegan. Lumayan menganggu dari adegan pertama dan pada beberapa adegan yang cukup krusial.

Beruntungnya dapat tertutupi dengan pengambil gambar yang cukup oke dan bikin deg-degan. Meski adegan pada saat Sheren diganggu terlihat klasik dan sering muncul di film horor lainnya.

Berdasar pada penuturan sutradara bahwa sebagian cerita pada film Janji Darah adalah pengalaman pribadi, saya tidak bisa membayangkan kejadian yang sebenarnya seseram apa. Alur cerita yang dibangun dengan penuh romansa, harus terganggu oleh hawa mistis ulah hantu penganggu yang menagih sebuah janji. Mengingat film ini diangkat dari kisah nyata, membuat saya merinding usai menonton film ini.

Ada pesan yang ingin disampaikan oleh film Janji Darah. Tentang sebuah janji yang dibawa sampai mati. Mungkin kita pernah berucap asal pada seseorang. Berpikir pendek tentang masa yang sedang dijalankan saja. Namun tidak untuk lawan bicara kita yang diberikan sebuah janji. Ia tidak menganggap remeh sebuah janji. Janji yang kita ucapkan secara asal, belum tentu ditanggapi dengan asal juga. Bisa saja janji itu yang membuat dirinya terus menjalankan hidup. 

So, belajar dari kisahnya Rayhan, jangan asal mengucap janji jika belum tentu bisa menepatinya atau tidak. Apalagi yang namanya utang dan janji tidak hanya berlaku di dunia saja. Namun sampai dibawa mati.

Well, film Janji Darah sangat layak untuk ditonton. Sama sekali tidak menyesal menonton film ini. Apalagi dengan durasi yang panjang, setiap adegan dipenuhi dengan kedua tokoh utama yang secara visual saja sudah memanjakan mata. Bikin betah menonton keduanya pada layar bioskop yang besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun