Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Seni Membangun Personal Branding di Media Sosial

22 Juni 2024   18:30 Diperbarui: 23 Juni 2024   16:51 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi personal branding di media sosial Instagram. (Sumber: Freepik.com via kompas.com)

Untuk kamu yang ingin memulai membangun personal branding lewat media sosial, maka tepat sekali menemukan artikel ini! Artikel ini akan membantu dalam merumuskan dan merencanakan personal branding yang ingin kamu tampilkan di media sosial. Sebelum itu, kamu harus tahu terlebih dahulu terkait betapa pentingnya membangun personal branding di zaman ini.

Saat ini, sudah bukan zamannya lagi menjempu bola. Justru bola yang akan datang menghampiri jika memang sudah memiliki branding diri yang baik. 

Dulu, zamannya para pelamar mencari informasi pekerjaan lewat koran yang hanya terdapat pada kolom iklan saja. Membuat iklan lowongan pekerjaa setiap korban tersebut terbit sangat terbatas. Bisa dihitung jari.

Setelah itu, pelamar akan mempersiapkan dokumen yang diminta pada iklan lowongan pekerjaan tersebut. Seperti surat lamaran pekerjaan, daftar riwayat hidup, fotocopy ijazah terakhir, dan berkas lainnya yang dilampirkan. 

Pelamar memasukan berkas ke dalam amplop berwarna coklat dan bersiap untuk mengirimkan berkas kepada perusahaan yang akan dilamar. Baik itu diserahkan secara langsung atau lewat bantuan pengiriman pos.

Gambaran tersebut menunjukkan bahwa zaman dulu, para pelamar yang berusaha untuk menjemput bola. Secara mandiri mencari tahu dari koran ke koran, dari mulut ke mulut, terkat informasi lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi diri.

Ilustrasi tumpukan lamaran pekerjaan. (Sumber: KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI) 
Ilustrasi tumpukan lamaran pekerjaan. (Sumber: KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI) 

Sedangkan zaman sekarang yang serba digital, perubahan pola perekrutan berubah. Tidak lagi pelamar yang mencari pekerjaan. Justru para rekruter yang berburu untuk mencari calon karyawannya lewat bantuan teknologi.

Misalnya saja platform pencari kerja, yaitu LinkedIn. Dalam LinkedIn, pengguna dapat menampilkan profil dirinya secara lengkap. Seperti gambaran CV atau resume yang sangat terperinci. Selain itu, pengguna juga dapat menuliskan kegiatan selama bekerja yang dijadikan sebagai portofolio selama bekerja. 

Dengan adanya fitur seperti ini, memudahkan rekruter dalam menyeleksi calon pelamar kerja yang melamar. Atau bahkan, rekruter tidak membuka lowongan pekerjaan. 

Namun malam menghubungi secara personal pada akun LinkedIn seseorang yang dirasa memenuhi kualifikasi sesuai dengan yang ditampilkan pada profilnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun