Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Serial "Pay Later", Gaya Elite Meski Hidup Sulit

17 Mei 2024   17:00 Diperbarui: 17 Mei 2024   17:01 2594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serial Pay Later (2024). (Sumber: visionplus.id)

Sepanjang menonton serial ini, penonton akan disuguhkan adegan-adegan yang mengundang tawa. Terutama adegan keluarga Tika dengan latar di rumah sederhana mereka. Aksi Ibu, Bapak, dan kedua anaknya begitu berhasil mengocok perut. Tidak berlebihan, terasa pas porsi humornya.

Yang paling berjasa pada adegan komedi antara Amanda Manopo dan Fajar Sadboy. Keduanya tampil klop sebagai kakak beradik yang terkadang akur, terkadang berselisih. Terkadang membela, terkang pula saling menjatuhkan. Keduanya kompak menjadi kakak adik dengan karakter yang berbeda. Termasuk sama-sama menunjukkan kepeduliannya dengan cara yang berbeda.

Gaya tengil Amanda Manopo dan Fajar Sadboy melengkapi serial ini. Amanda Manopo benar-benar aktris serba bisa. Lepas dari embel-embel Andin dalam sinetron Ikatan Cinta yang selalu melekat padanya. Amanda Manopo tampil menjadi wanita muda yang penuh ambisi, tetapi sering tidak beruntung. Meski begitu, sosok Tika memiliki hati yang baik kepada siapa saja.

Begitupula dengan kehadiran Fajar Sadboy. Meski ada beberapa adegan yang kurang tersampaikan feel-nya. Namun sejauh ini, Fajar berhasil memainkan peran Umar dengan baik. Yang paling disaluti adalah ia tetap tak mau lepas dari ciri khasnya sebagai Fajar Sadboy yang dikenal oleh publik.

Serial Pay Later menggambarkan kehidupan masa kini. Di mana banyak orang yang bergantung sampai kecanduan pinjaman online. Kemudahan melakukan pembayaran transaksi dengan pay later, membuat sebuah kebiasaan buruk dengan tidak mempertimbangan banyak aspek dalam hal manajemen keuangan pribadinya. Tak berpikir panjang sebelum memutuskan melakukan pembelian.

Mungki di awal-awal pembayaran pinjaman memang berjalan lancar. Namun lama kelamaan, besaran pinjaman malah semakin membengkak. Alhasil tidak sesuai dengan pendepatan.

Adegan dalam Serial Pay Later (2024). (Sumber: visionplus.id)
Adegan dalam Serial Pay Later (2024). (Sumber: visionplus.id)

Tuntutan gaya hidup agar terlihat wah di hadapan umum tercermin dari tokoh Tika. Meski hidup dalam keluarga sederhana, Tika tampil total dengan printilan pendukung penampilannya yang bermerek dan keluaran terbaru. Tentunya berharap mendapatkan pujian dan terlihat berbahagia lewat postingannya di media sosial.

Ending cerita dari serial Pay Later pun terbilang masuk akal. Sistem gali lobang tutup lobang menutup kisah Tika. Di saat ia merayakan keberhasilannya dapat melunasi hutang pinjaman online, justru ada tagihan baru yang masuk. Entah memang identitasnya dipergunakan oleh orang lain atau mungkin dia lupa pernah meminjang pada aplikasi itu saking banyakanya melakukan pinjaman.

Serial Pay Later menjadi pengingat untuk kita dalam hal manajemen keuangan. Khusunya dapat menyesuaikan diri, antara kehidupan pribadi dengan pemasukan yang didapatkan. Jangan sampai mempersulit diri hanya karena ingin memenuhi gaya hidup elite.

Lebih baik hidup semampunya saja tanpa terus dihantui oleh orang-orang penagih hutang. Apalagi sampai mengabari orang-orang di sekeliling. Beban hidup semakin bertambah karena harus menanggung rasa malu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun