Artikel atau review ini saya buat untuk mengajak para pembaca mengenang sosok Joko Pinurbo. Sebagai pengingat pula bahwa aksara sang penyair tidak ikut mati meski raganya sudah tidak ada di bumi.
Tanah air berduka kehilangan sosok penyair Joko Pinurbo yang cenderung satire dalam setiap puisinya, tetapi terkadang dipadukan dengan sifat jenaka. Maka dari itu, sejenak kita kirimkan doa terbaik untuknya agar dapat berpulang pada keabadian dengan sebaik-baiknya. Dan biarkan puisinya abadi melalui kita yang tak henti menikmatinya pada setiap zaman.
Selamat jalan Mas Jokpin. Hiduplah dalam keabadianmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!