Aku mencoba sepasang sepatu itu. Sayangnya, sepatunya kesempitan. Kakek itu menyadarinya. Wajahku berekspresi tidak nyaman menggunakan sepatu ituÂ
"Sayang sekali tidak cukup. Padahal sepatu ini sangat cocok denganmu. Namun, apa yang bisa diperbuat? Kenyamanan adalah yang paling utama," kata kakek itu dengan raut wajah yang kecewa.
Tak menyerah sampai di situ saja, kakek itu bergegas menyuruhku untuk mencoba sepasang sepatu yang lainnya.Â
"Coba sepatu yang ini. Semoga cocok denganmu!"
Aku sudah terlanjur terhipnotis pada toko sepatu ini. Tanpa ada sepatah kata yang keluar dari mulut, aku langsung mengikuti permintaan si kakek itu.
Sayangnya, sepatu ini malah kebesaran. Padahal sepatu ini nampak sempurna.Â
"Oh tidak! Sayang sekali. Sepatunya kebesaran."
Ku lepaskan sepasang sepatu itu. Berharap sang kakek akan menawarkan sepatu lainnya yang luar biasa.
"Tidak ada sepatu yang cocok denganmu di sini. Kau harus mencarinya sendiri."
Aku tertegun mendengar jawaban kakek tua itu. "Toko sepatu macam apa ini? Kok tidak menyediakan size sepatu yang cocok untuk pembelinya?"Â pikirku lagi dalan hati.
Kakek itu terlihat bisa membaca isi pikiranku. Ia tersenyum sembari berkata, "Begitulah dalam perjalanan pencarian. Tidak mudah dan tidak ada yang instan. Kau perlu menemukan sepasang sepatu yang tepat. Yang membuatmu nyaman untuk melangkah."