Meski banyak para ahli yang menyebutkan untuk mengajak anak berpuasa sejak dini, bukan berarti setiap anak di usia tersebut dalam keadaan siap untuk menjalani ibadah puasa. Yang paling tahu terkait kondisi sang anak hanyalah orangtuanya.
Maka dari itu, sebagai orangtua yang paham betul bagaimana kondisi dan karakter si kecil, dapat mengukur kapan waktu yang tepat mengajaknya puasa.
Metode belajarnya pun akan berbeda-beda. Mungkin hanya dibatasi tidak mengkonsumsi makanan pokok saja karena si kecil sering mengeluh sakit perut. Atau bisa juga hanya puasa beberapa jam saja.
Jangan pernah paksa anak untuk berpuasa. Apalagi sampai membandingkan dengan anak-anak seusianya. Karena kesiapan setiap anak itu berbeda-beda. Cara penanganannya pun berbeda.
Lakukan secara perlahan saja. Biarkan si anak merasakan suasana hangat selama bulan Ramadan. Sampai akhirnya si kecil dirasa siap untuk mulai melakukan ibadah puasa.
Tentunya tetap harus dengan pengawasan orangtua. Selalu pantau anak saat puasa terutama saat ia sedang bermain di luar. Jika sudah terlihat pucat karena aktif berkegiatan yang mengurus energi, orangtua dapat membujuk anak untuk tidak memaksakan melanjutkan puasa.
Tidak ada yang instan, termasuk mengajarkan si kecil berpuasa. Peran orangtua yang suportif sangat dibutuhkan dalam proses si kecil belajar puasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H