Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Orangtua Suportif di Usia Ideal Anak Belajar Puasa

4 Maret 2024   14:40 Diperbarui: 12 Maret 2024   03:27 1620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlahan, puasa bukan hanya sekadar wajib ia laksanakan. Tetapi karena memang dia membutuhkan puasa sebagai bentuk syukur atas segala kenikmatan.

Selain itu, orangtua harus suportif dengan melibatkan anak pada kegiatan-kegiatan di bulan Ramadan. Anak akan merasakan suasana Ramadan seutuhnya. Ia akan berpikir bahwasanya Ramadan tidak hanya sekadar berpuasa saja.

Dengan mengajaknya sahur bersama-sama. Melengkapi gizi sang anak pada saat waktu sahur dan berbuka. Termasuk minum susu yang biasanya begitu sulit untuk anak-anak tinggalkan karena masih dalam masa pertumbuhan.

Tak lupa berburu takjil menjelang berbuka puasa. Biarkan si kecil memilih takjil favoritnya. Sebagai motivasi dan penyemangat menantikan adzan Maghrib.

Jangan hanya mengajarkan. Tetapi juga orangtua harus memberikan contoh. Mengisi kegiatan yang positif saat berpuasa. Ajak si kecil bermain dengan kegiatan yang tidak terlalu menguras energi. 

Lebih baik lagi dengan mengaji bersama sembari mengajarkan si kecil mengenal huruf Hijaiyah. Orangtua juga bisa menceritakan Nabi dan Rasul yang wajib diketahui kepada sang anak. Tentunya dengan bahasa dan ekspresi yang menyenangkan kepada si kecil.

Tak lupa untuk mengajak anak sholat tarawih. Baik itu di rumah ataupun di mesjid. 

Semuanya memang terasa sulit. Apalagi untuk anak yang masih tak bisa mengontrol moodnya.

Detik ini, ia sangat semangat dan antusias untuk berpuasa. Tetapi beberapa menu kemudian antusiasnya hilang karena tergoda es krim di warung sebelah.

Maka dari itu, yang paling terpenting adalah mencontohkan kepada sang anak. Tidak hanya mengenalkan dan mengajak anak untuk belajar, tetapi orangtua harus memberikan contoh sebagai cerminan yang baik bagi si anak.

Anak bukanlah pendengar yang baik. Anak tidak mudah menurut hanya sekadar diberi perintah. Namun anak adalah peniru yang baik. Anak-anak akan mengikuti dan meniru apa yang ia lihat dari sekelilingnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun