Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Serial "Tira", Karya Terbaik Jagat Sinema Bumilangit

5 Februari 2024   18:32 Diperbarui: 6 Februari 2024   01:54 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serial Tira di platform Disney+ Hotstar. (Sumber: Dok. Disney+ Hotstar via kompas.com) 

Ada yang mengikuti kisah pahlawan super Indonesia yang dikeluarkan oleh Bumilangit? Jagat Sinema Bumilangit atau Bumilangit Cinematic Universe mengadaptasi komik-komik tentang superhero Indonesia yang  diterbitkan Bumilangit menjadi sebuah film dan serial.

Film pertama yang rilis adalah Gundala. Rilis pada tahun 2019 yang disutradarai oleh Joko Anwar. 

Film Gundala menjadi film pertama yang menceritakan superhero asli Indonesia. Tentunya ini menjadi gebrakan baru dalam perfilman Indonesia.

Para penggemar film superhero menyambut antusias kabar ini. Karena film Gundala akan berlanjut dengan cerita-cerita superhero Indonesia lainnya untuk melawan para penjahat. Yang di mana pada akhirnya, seluruh pahlawan super Indonesia akan bersatu menyatukan kekuatan demi menaklukkan kejahatan.

Sebagai film pertama, projek Gundala tidak main-main dalam mengeksekusi karyanya. Mulai dari visual, jalan cerita, sampai aktor yang diberi kepercayaan. 

Meski ada saja yang selalu membandingkan dengan film superhero luar negeri yang lebih unggul dari segi animasi visual, tetapi menurut saya film superhero Indonesia ini patut untuk diacungi jempol. Para seniman perfilman Indonesia sudah menunjukkan keberanian dan kualitasnya dengan tema cerita yang segar.

Film Gundala diperankan oleh Abimana Aryasatya sebagai Sancaka. Kekuatan supernya bermula ketika dirinya tersengat listrik. Meski kurang keren cara mendapatkan kekuatan supernya, secara keseluruhan film Gundala berhasil membuat penasaran penonton.

Dengan jeda yang lama, yaitu 3 tahun lamanya (2022), film superhero Indonesia berlanjut dengan judul Sri Asih. Diperankan oleh Pevita Pearce. 

Sayangnya, saya cukup kecewa dengan cerita film Sri Asih. Terlalu mudah ditebak dalang sebenarnya dari konflik yang ada. Padahal opening filmnya sudah sangat menarik perhatian. Latar belakang tokoh utama cukup diceritakan secara lengkap.

Tahun 2023, dilanjutkan dengan film Virgo and The Sparklings yang diperankan oleh Adhisty Zara. Film ketiga ini lebih menarik perhatian berkat sentuhan yang lebih segar. Menggaet para aktor muda dengan ide cerita yang kekinian.

Dari ketiga film superhero Indonesia ini, semuanya memiliki karakter yang berbeda. Hal itu tentu karena sentuhan sutradara yang berbeda-beda. So far, tidak diperuntukkan dibanding-bandingkan apalagi menghujat satu sama lain.

Ketiganya memiliki karakter dengan sentuhan yang berbeda. Film Gundala nampaknya tetap menjadi yang paling unggul sebagai pembuka yang sukses.

Film Sri Asih terlalu mudah ditebak dari segi alur. Tapi untuk visual sangat oke dan paling cemerlang.

Sedangkan film Virgo and The Sparklings dapat menggaet penonton kawula muda. Cerita anak SMA yang dipadukan dengan kekuatan super sangat menarik sekali. Sederet aktor muda ternama pun tak tanggung-tanggung dipilih dalam projek film ini.

Sebagai pengikut setia karya Bumilangit, tentunya saya sangat menunggu kelanjutan cerita dari superhero Indonesia lainnya. Bukan karena menyukai cerita superhero, tetapi karena saya memang penasaran bagaimana sutradara Indonesia mengemas cerita superhero.

Barangkali kedepannya akan ada film tandingan yang menyaingi Bumilangit. Sebenarnya pernah ada dan sudah tayang pula di bioskop. Tetapi dari visualnya saja sangat timpang dengan karya-karya Bumilangit.

Siapa sangka kelanjutan superhero Indonesia malah beralih menjadi sebuah serial yang tayang di platform streaming. Saya kira akan kembali dikemas dalam bentuk film dan tayang di bioskop.

Serial Tira tayang di Disney+ Hotstar. Dilengkapi dengan 8 episode yang rata-rata berdurasi 45 menit. Sudah tayang sejak 16 Desember 2023.

Tepat pada 03  Februari 2024 yang lalu, serial Tira berakhir dengan merilis episode 8. Saya pun langsung menuntaskan menonton serial ini.

Sebelum memberikan review terkait serial Tira, saya ingin sedikit menceritakan garis besar cerita dalam serial ini.

Serial Tira menceritakan tentang Suci yang diperankan oleh Chelsea Islan. Suci adalah sosok yang ambisius dalam mengejar cita-citanya.

Hidup dalam keluarga sederhana di Semarang sebagai anak tunggal. Sebagi putri satu-satunya, ia sangat dimanjakan dan disayangi oleh ke dua orang tuanya.

Terutama oleh Ayahnya. Ayahnya adalah pemain film atau lebih tepatnya sebagai pemeran pengganti dalam adegan laga atau action. Biasanya disebut dengan sebutan Stuntman. 

Melihat perjuangan dan dedikasi Ayahnya pada dunia film, menjadi inspirasi nagi Suci. Sejak kecil, Suci kerap ikut latihan dengan Ayahnya untuk mempelajari gerakan bela diri yang diperlukan untuk kepentingan film. Sejak saat itulah, Suci bertekad untuk melanjutkan jejak Ayahnya.

Sayangnya, Suci harus mengalami taruma dan menjadi fobia pada ketinggian. Ia merasa bersalah karena dirinyalah sang Ayah harus mengalami cedera usai terjatuh dari atap rumah mereka. Sejak saat itu, Sang Ayah pensiun dalam dunia film. Meski begitu, Suci masih tetap melanjutkan cita-citanya agar bisa membanggakan orang tuanya.

Salah satu cara untuk lebih dekat dengan cita-citanya adalah dengan berpindah tempat tinggal ke Ibu Kota. Setelah lulus SMA, Suci melanjutkan kuliah di Jakarta sekaligus mengejar cita-citanya.

Di sela-sela kesibukan kuliahnya, ia ikut casting sana-sani dan kerap menjadi pemeran pengganti dalam sinetron. Ia begitu senang menjalani hari-harinya dengan ditemani teman kuliahnya yang sama-sama ingin menjadi aktor ternama.

Suatu hari, Suci mendapatkan kesempatan untuk bergabung dalam film aksi yang dibintangi aktor senior ternama favoritnya sedang kecil. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, Suci mempersiapkan diri dengan totalitas. Termasuk mencoba untuk menghilangkan ketakutannya pada ketinggian.

Malam itu Suci mencoba untuk pergi ke gedung kosong untuk memberanikan diri melihat ketinggian. Namun betapa terkejutnya ketika ia malah melihat 9 anak-anak akan dibakar hidup-hidup oleh seorang laki-laki berjubah yang sedang melakukan sebuah ritual.

Tanpa berpikir panjang, Suci menyelamatkan anak-anak itu sekaligus menggagalkan ritual itu. 

Hal tersebut membuat geram orang berjubah itu. Ritual itu sangat penting karena akan mempengaruhi pada kekuatan yang ia miliki. Yang di mana, dirinya memiliki sebuah naga dalam tubuhnya.

Jika tidak membunuh orang yang menggagalkan ritual, maka ia akan kehilangan naganya bahkan berujung pada kematian.

Setelah menggagalkan ritual itu, ternyata Suci malah mendapatkan kutukan. Ia diberitahu oleh asisten dosen sekaligus temannya di kampus yang memiliki pengalaman serupa.

Tepatnya pada 9 tahun yang lalu, Ben dan Ayahnya menyaksikan ritual itu. Dan Ayahnya mencoba menggagalkan ritual itu. Tapi sejak saat itu, sang Ayah mendapatkan kutukan dan meninggal setelah satu bulan lebih dari hari ritual.

Awalnya Suci tidak percaya. Namun Ben terus memberikan informasi dan bukti-bukti. Selama ini, Ben terus melakukan riset dan ingin mengetahui siapa yang telah merenggut nyawa Ayahnya.

Dengan bantuan Ben, Suci mencoba lepas dari kutukan itu. Suci harus membunuh 9 orang yang memiliki naga dan menyerap naga-naga itu pada dirinya. Jika tidak, Suci akan bernasib sama seperti Ayahnya Ben.

Sebenarnya Suci tidak ingin menyerap naga-naga itu pada tubuhnya. Namun tidak ada lagi cara selain mengambil naga-naga. Apalagi ternyata pemilik naga-naga adalah orang-orang tidak bertanggung jawab yang malah menyalahgunakan kekuasaannya. 

Suatu saat nanti, Suci ingin mencari cara untuk melepaskan naga-naga dan kembali hidup normal. Dengan bantuan Ben, Suci sangat yakin dapat melewati kutukan.

Di luar ekspektasi, kelanjutan kisah superhero Indonesia ini malah semakin lengkap dengan dikemas dalam bentuk serial. Penonton disuguhkan cerita yang sangat detail.

Bahkan diceritakan pula masa kecil tokoh utama sebelum mendapatkan kekuatan dari naga-naga itu. Para pemain pendukung pun lebih banyak dan melengkapi isi cerita. Membuat serial Tira mudah untuk dimengerti alur ceritanya.

Saya kira jika dikemas dalam bentuk serial akan menjenuhkan. Ternyata sama sekali tidak. Setiap minggunya, penonton malah dibuat penasaran dengan kelanjutan kisah Suci. Apalagi ketika Ben diculik oleh makhluk gaib yang nampak seperti awan hitam.

Sinematografi yang disajikan pun sangat layak dan berkualitas baik untuk sekelas serial. Tidak ada satu visual pun yang merusak momentum atau adegan. Atau bisa dibilang nyaman untuk dinikmati. Tidak ada yang menganggu.

Chelsea Islan pun tak perlu diragukan lagi kemampuan aktingnya. Ia begitu total dalam memerankan karakter Suci. Meski lebih sering berperan dalam film drama romansa, Chelsea berhasil membuktikan bahwa dirinya layak berperan adegan laga.

Entah memakai pemeran pengganti ataupun tidak, yang pada intinya Chelsea berusaha menampilkan kualitas akting terbaiknya. Dan itu berhasil dan memukau penonton.

Parasnya juga sangat awet muda. Terlihat seperti anak kuliahan pada umunya. Meski berwajah blasteran dan rupawan, Chelsea tampil polos dan natural tanpa sentuhan pipi yang merona. Rambutnya terkadang diurai atau diikat satu. Menyempurnakan penampilannya sebagai karakter Suci.

Yang paling diacungi jempol bahkan harus empat jempol, ada latar belakang tokoh Suci. Suci yang berprofesi sebagai pemeran pengganti dalam adegan laga sangat jarang dijadikan sebuah inti cerita. 

Peranan stuntman yang kadang dianggap tidak ada oleh penonton, ternyata sangat mendukung dan menyempurnakan sebuah film. Mungkin sebagian besar penikmat film Indonesia jarang ingin mengetahui siapa saja para pemeran pengganti itu. Padahal mereka pun memiliki porsi yang sangat banyak untuk menentukan keberhasilan sebuah adegan.

Serial Tira mencoba memperkenalkan kembali peranan pemeran pengganti yang ternyata sangat perlu diapresiasi. Terlihat dari sosok Suci yang selalu totalitas melakoni profesinya dengan baik. Bahkan ditengah gempuran para pemilik naga yang berusaha melenyapkannya, Suci tetap berusaha profesional dalam menjalankan profesinya. Sambil mengikuti kelas remedial di kampus.

Kekurangan dalam serial Tira terletak pada adegan yang seperti tidak penting untuk diketahui penonton. Misalnya saja adegan tokoh agama di kampung yang mengatakan bahwa Suci sudah bermain-main dengan makhluk gaib.

Rasanya adegan itu tidak penting untuk disajikan. Karena penyelesaian dari konflik tidak dikaitkan dengan unsur agama. Mungkin serial ini hanya ingin memperlihatkan bahwa kepercayaan agama pada sebuah daerah sangat kental. Namun sayangnya, sang tokoh agama pun kurang meyakinkan dalam serial ini.

Sebenarnya para pemeran pendukung memberikan kualitas akting yang baik. Namun sayangnya kurang menarik perhatian penonton.

Berbeda dengan film Sri Asih dan Virgo. Yang di mana para pemeran pendukung dipenuhi sederet aktor ternama yang memiliki fans bejibun. Seperti Jefri Nichol, Bryan Domani, Mawar Eva, Rebecca Klopper, dan lain-lain.

Mungkin dari segi biaya pun akan berbeda antara produksi film dan serial. Meski begitu, sebenarnya tidak ada yang jelek atau kurang oke dalam melakoni perannya dalam serial Tira. Semuanya tampil oke sesuai dengan karakternya masing-masing.

Di luar prediksi, serial Tira malah menjadi karya terbaik yang dikeluarkan oleh Jagat Sinema Bumilangit dengan cerita superhero Indonesia. Dengan ini, saya malah berharap film Gundala, Sri Asih, ataupun Virgo ada dalam bentuk serialnya juga. Dengan begitu, penonton akan lebih maksimal mengartikan isi cerita. Apalagi film Virgo yang alurnya begitu cepat berpindah-pindah.

Masih banyak superhero Indonesia dari Bumilangit yang akan melanjutkan cerita ini. Pengumuman para pemain pun sudah sejak awal diberitahukan kepada penonton. Sederet nama aktor ternama bersiap menjadi superhero Indonesia yang keren.

Sayangnya, rilisnya film atau pun serial tidak berdasarkan urutan waktu. Apa mungkin karena saya tidak membaca komiknya atau memang seperti itu. Saya tidak yakin dengan pasti.

Yang agak janggal adalah dalam ending film Virgo, terlihat Sancaka dan Cempaka menemui Riani. Sancaka sudah muncul dalam film Gundala. Tetapi untuk Cempaka belum pernah muncul sebelumnya. Tiba-tiba saja Vanessa Prescilla menemani Abimana untuk bertemu Zara. 

Meski begitu, saya masih sangat setia menunggu superhero lainnya. Baik itu dalam bentuk film ataupun serial.

Secara keseluruhan, serial Tira adalah karya terbaik dari Jagat Sinema Bumilangit. Sebagai serial pertama yang saya tamatkan di tahun 2024, serial ini sangat layak untuk ditonton. Meskipun penonton tidak mengikuti film Bumilangit sebelumnya, masih bisa dinikmati serial Tira ini. Karena tidak ada sedikitpun yang membahas keterkaitan serial Tira dengan film Bumilangit sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun