Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Trinil: Kembalikan Tubuhku", Teror Hantu Kuyang Meminta Tubuhnya

8 Januari 2024   16:21 Diperbarui: 8 Januari 2024   16:31 5943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hanung Bramantyo dalam jumpa pers film Trinil: Kembalikan Tubuhku di XXI Epicentrum Jakarta (27/12/23). (Sumber: KOMPAS.com/Revi C Rantung) 

Seperti pengantin baru pada umumnya, keduanya menyambut kehidupan baru mereka dengan suka cita dan penuh kasih sayang. Hidup berdua saja dengan rumah dan perkebunan yang luas, membuat mereka harus membagi tugas.

Sutan tidak bisa membantu istrinya melakukan pekerjaan di perkebunan karena harus bekerja di rumah sakit sebagai perawat. Setiap hari, Rara dari pagi sampai petang hanya seorang diri mengerjakan pekerjaan rumah dan bercocok tanam di perkebunan.

Suatu malam, Rara merasakan ketindihan saat tidur. Mulanya Rara mengira itu adalah hal yang biasa karena merasa kelelahan setelah seharian berkegiatan di perkebunan. Namun tidak dengan Sutan yang menganggap bahwa ada yang tidak beres.

Sutan meminta bantuan temannya yang bernama Yusuf. Peran Yusuf diperankan oleh Fattah Amin. Yusuf adalah teman sekolah Sutan selama di Penang, Malaysia. Sejak dulu, Yusuf memang ahli dalam menangani beragam kasus mistis.

Mulanya Rara menolak ide Sutan. Pasalnya, Rara tidak ingin mengaitkan kejadiannya yang merasakan ketindihan saat tidur itu dengan hal berbau mistis. Namun, teror semakin mencekam. Membuat Rara akhirnya percaya bahwa ada hal yang tidak biasa dan memang berkaitan dengan hal mistis.

Puncaknya adalah ketika sosok hantu kepala tanpa badan atau yang sering disebut kuyang, menampakkan diri di hadapannya. Hantu tersebut muncul dengan sebuah permintaan, "Trinil, balekno gembungku." Jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah, "Kembalikan tubuhku."

Pemain Trinil: Kembalikan Tubuhku dalam jumpa pers di XXI Epicentrum Jakarta (27/12/23). (Sumber: KOMPAS.com/Revi C Rantung) 
Pemain Trinil: Kembalikan Tubuhku dalam jumpa pers di XXI Epicentrum Jakarta (27/12/23). (Sumber: KOMPAS.com/Revi C Rantung) 

Sejak film ini dimulai, tanpa adanya basa-basi, hawa mistis sudah bermunculan. Penonton langsung disuguhkan dengan adegan horor. Sepanjang menonton film horor ini, penonton akan diingatkan dengan film horor era 80-an.

Pecinta film Indonesia pasti sudah hafal betul terkait perkembangan dan perubahan film horor sejak tahun 80-an sampai saat ini. Film Trinil Kembalikan Tubuhku, mengingatkan penonton pada film horor yang lawas. Sosok kepala terbang dibarengi dengan ketawa cekikikan hantu wanita, sangat kental dengan horor era 80-an.

Bisa terlihat dari premisnya yang begitu klasik. Perpindahan peran utama ke sebuah daerah yang cukup pelosok dengan rumah tua dan perkebunan yang luas adalah hal yang mainstream untuk film horor. Pembedanya adalah kejadian mistis ketindihan saat tidur.

Ketindihan saat tidur atau dalam bahasa Sunda disebut dengan eureup-eureup, memang sering terjadi. Ada yang mengaitkan dengan hal mistis. Adapula yang mengaitkan dengan pengetahuan medis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun