Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Trinil: Kembalikan Tubuhku", Teror Hantu Kuyang Meminta Tubuhnya

8 Januari 2024   16:21 Diperbarui: 8 Januari 2024   16:31 5541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Trinil Kembalikan Tubuhku (2024). (Sumber: tirto.id)

Awal tahun 2024, bioskop dibuka dengan film ber-genre horor. Tantangan besar bagi seluruh tim film tersebut karena harus memenuhi ekspektasi para penonton pecinta film horor.

Film Trinil Kembalikan Tubuhku rilis pada tanggal 4 Januari 2024 di seluruh bioskop Indonesia. Menjadi film pertama dengan genre horor di tahun 2024, menyimpan tantangan besar bagi sutradara ternama, Hanung Bramantyo.

Biasanya, penonton lebih sering menikmati film drama karya dari Hanung Bramantyo. Namun kini, Hanung ingin penggemar setianya menikmati film genre horor garapannya.

Bukan kali pertama bagi Hanung menjadi sutradara film genre horor. Meski sudah bertahun-tahun lamanya, Hanung pernah menggarap film horor. Film Legenda Sundel Bolong (2007) dan Lentera Merah (2006) menjadi film terakhir Hanung untuk genre horor. Meski tidak berakhir manis seperti karya film dramanya, Hanung masih terus mencoba untuk mencuri perhatian penonton setia film genre horor lewat film terbarunya.

Hanung terbilang mengambil risiko tinggi dengan mengambil peran-peran baru dalam film terbarunya. Seperti nama Carmela van der Kruk dan Rangga Nattra jarang terdengar di dunia film tanah air.

Meski begitu, Hanung tetap memilih pula aktor ternama dan memiliki fans setia. Nama Wulan Guritno menjadi penarik perhatian penonton untuk menikmati film ini.

Tidak hanya Wulan Guritno, Hanung juga menarik perhatian penonton dengan berkolaborasi bersama tim produksi dari Malaysia. PH Dapur Film milik Hanung berkolaborasi dengan Seven Skies Motion dari Malaysia.

Film Trinil Kembalikan Tubuhku mengisahkan pasangan pengantin baru bernama Rara dan Sutan. Rara diperankan oleh Carmela van der Kruk, sedangkan Sutan diperankan oleh Rangga Nattra.

Rara mewarisi perkebunan teh di Jawa Tengah milik Ayahnya. Ayahnya bernama William Saunder yang semasa hidupnya dirawat oleh Sutan. Sutan berprofesi sebagai perawat dan mengabdi untuk merawat William Saunder.

Setelah berbulan madu, Rara dan Sutan kembali ke rumah Rara di perkebunan teh. Rumahnya terbilang cukup tua. Karena rumah dan perkebunan diwariskan kepada Rara, maka kini Rara dan Sutan lah yang bertanggungjawab untuk mengelola perkebunan teh.

Seperti pengantin baru pada umumnya, keduanya menyambut kehidupan baru mereka dengan suka cita dan penuh kasih sayang. Hidup berdua saja dengan rumah dan perkebunan yang luas, membuat mereka harus membagi tugas.

Sutan tidak bisa membantu istrinya melakukan pekerjaan di perkebunan karena harus bekerja di rumah sakit sebagai perawat. Setiap hari, Rara dari pagi sampai petang hanya seorang diri mengerjakan pekerjaan rumah dan bercocok tanam di perkebunan.

Suatu malam, Rara merasakan ketindihan saat tidur. Mulanya Rara mengira itu adalah hal yang biasa karena merasa kelelahan setelah seharian berkegiatan di perkebunan. Namun tidak dengan Sutan yang menganggap bahwa ada yang tidak beres.

Sutan meminta bantuan temannya yang bernama Yusuf. Peran Yusuf diperankan oleh Fattah Amin. Yusuf adalah teman sekolah Sutan selama di Penang, Malaysia. Sejak dulu, Yusuf memang ahli dalam menangani beragam kasus mistis.

Mulanya Rara menolak ide Sutan. Pasalnya, Rara tidak ingin mengaitkan kejadiannya yang merasakan ketindihan saat tidur itu dengan hal berbau mistis. Namun, teror semakin mencekam. Membuat Rara akhirnya percaya bahwa ada hal yang tidak biasa dan memang berkaitan dengan hal mistis.

Puncaknya adalah ketika sosok hantu kepala tanpa badan atau yang sering disebut kuyang, menampakkan diri di hadapannya. Hantu tersebut muncul dengan sebuah permintaan, "Trinil, balekno gembungku." Jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah, "Kembalikan tubuhku."

Pemain Trinil: Kembalikan Tubuhku dalam jumpa pers di XXI Epicentrum Jakarta (27/12/23). (Sumber: KOMPAS.com/Revi C Rantung) 
Pemain Trinil: Kembalikan Tubuhku dalam jumpa pers di XXI Epicentrum Jakarta (27/12/23). (Sumber: KOMPAS.com/Revi C Rantung) 

Sejak film ini dimulai, tanpa adanya basa-basi, hawa mistis sudah bermunculan. Penonton langsung disuguhkan dengan adegan horor. Sepanjang menonton film horor ini, penonton akan diingatkan dengan film horor era 80-an.

Pecinta film Indonesia pasti sudah hafal betul terkait perkembangan dan perubahan film horor sejak tahun 80-an sampai saat ini. Film Trinil Kembalikan Tubuhku, mengingatkan penonton pada film horor yang lawas. Sosok kepala terbang dibarengi dengan ketawa cekikikan hantu wanita, sangat kental dengan horor era 80-an.

Bisa terlihat dari premisnya yang begitu klasik. Perpindahan peran utama ke sebuah daerah yang cukup pelosok dengan rumah tua dan perkebunan yang luas adalah hal yang mainstream untuk film horor. Pembedanya adalah kejadian mistis ketindihan saat tidur.

Ketindihan saat tidur atau dalam bahasa Sunda disebut dengan eureup-eureup, memang sering terjadi. Ada yang mengaitkan dengan hal mistis. Adapula yang mengaitkan dengan pengetahuan medis.

Meski begitu, masih banyak orang tua zaman baheula (dulu) yang mengaitkan peristiwa ketindihan saat tidur dengan kejadian mistis. Usai menonton film ini, penonton yang kerap mengalami kejadian ketindihan saat itu akan menjadi panik dan parno.

Film Trinil Kembalikan Tubuhku memang diambil dari kisah pada tahun 80-an. Pantas saja sepanjang menonton film ini, penonton diingatkan dengan film horor tahun 80-an.

Film Trinil Kembalikan Tubuhku terinspirasi dari drama radio di tahun 1985 yang berjudul Trinil. Drama yang populer pada era 80-an ini punya cerita yang khas, terutama pada kalimat "Trinil, balekno gembungku". Pendengar radio era 80-an pasti tahu kisah Trinil yang memang ramai menjadi buah bibir dari mulut ke mulut.

Meski begitu, Hanung tidak mengadopsi keseluruhan drama radio tersebut ke dalam film Trinil. Ia hanya mengambil kerangka utama cerita tersebut lalu mengembangkan ide ceritanya lebih dalam lagi.

Pemeran utama yang bisa dibilang masih baru dalam dunia film, belum memberikan kesan baik lewat film ini. Rasanya kurang gereget dari kualitas akting yang diberikan ataupun pendalaman karakter yang seharusnya dapat diperkuat lagi.

Beruntungnya, kehadiran Wulan Guritno memang menyelamatkan film ini. Tidak perlu diragukan lagi karena jam terbangnya sedari dulu pun sampai saat ini sudah sangat banyak. Wulan Guritno menjadi salah satu aktor yang tidak termakan zaman dan masih eksis sampai saat ini.

Hanung Bramantyo dalam jumpa pers film Trinil: Kembalikan Tubuhku di XXI Epicentrum Jakarta (27/12/23). (Sumber: KOMPAS.com/Revi C Rantung) 
Hanung Bramantyo dalam jumpa pers film Trinil: Kembalikan Tubuhku di XXI Epicentrum Jakarta (27/12/23). (Sumber: KOMPAS.com/Revi C Rantung) 

Rasanya, Hanung masih belum bisa menarik perhatian penonton setia film horor lewat film terbarunya ini. Mungkin selain Wulan Guritno yang menjadi daya tarik, inti cerita dalam film ini menjadi salah satunya.

Hal tersebut memang dituturkan langsung oleh Hanung. Hanung menyebut konflik ibu dan anak dalam film Trinil cukup berbeda dan menarik. "Nah ini dia drama yang membuat keren, drama rebutan cowok sampai bunuh-bunuhan," kata Hanung dilansir dari parapuan.co (28/12/23).

Film ini cocok untuk penonton era 80-an yang rindu dengan nuansa khas horor pada era tersebut. Fans setia Wulan Guritno juga wajib menonton film ini. Meski banyak kekurangan yang harus dibenahi, penonton yang ingin menikmati karya Hanung dengan sentuhan horor, dapat mengikuti film Trinil.

Butuh puluhan tahun untuk menunggu Hanung kembali menunjukkan kemampuannya dalam film horor. Film Trinil Kembalikan Tubuhku haruslah dinikmati oleh penonton jika memang penasaran dengan karya Hanung. Bosan juga lama-lama menonton film drama karya Hanung. Kini sudah saatnya menikmati karya Hanung dengan nuansa horor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun