Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Menilik Cara Media Membingkai Berita Pemilu 2024

4 Desember 2023   18:10 Diperbarui: 4 Desember 2023   18:15 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menghadapi tahun politik, Dewan Pers berkomitmen untuk menjaga agar media tetap profesional dan independen. Berkaca pada pemilu sebelumnya yang membuat perpecahan antar rakyat karena perbedaan informasi yang disampaikan media.

Dikutip dalam voaindonesia.com, Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers Dewan Pers, Yadi Hendriana mengatakan independensi sebuah media di Indonesia sangat dipengaruhi oleh beberapa variabel (26/01/2023). Mulai dari kompetensi yang dimiliki jurnalis yang mumpuni, bagaimana sikap atau respon dari jurnalis dalam menghadapi tekanan dari berbagai pihak berkepentingan, dan yang terakhir kekuatan pemilik kepentingan untuk menekan redaksi. Apabila ada intervensi kekuatan politik yang masuk ke dalam meja redaksi, maka akan mempengaruhi editorial. Imbasnya akan terkena kepada masyarakat.

Komitmen Dewan Pers menjelang Pemilu 2024 dibuktikan dengan mengeluarkan surat edaran yang menggarisbawahi peran penting wartawan dan media, serta seruan untuk bersikap independen atau mengundurkan diri. Selain itu, Dewan Pers juga melakukan safari ke 34 provinsi untuk mendidik media, sekaligus masyarakat agar dapat mengawasi dan mengontrol media.

Kini, kita menilik lebih jauh media-media yang ada. Sudah sejauh mana independen dan keobjektifan media yang ada saat ini? Bagaimana media membingkai berita terkait pemilu 2024?

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM melakukan analisis penyajian konten politik dalam media konvensional yang dirilis pada tanggal 14 November 2023 (ugm.ac.id). Riset tersebut diambil dari lima media yang paling populer, yaitu detik.com, tribunnews.com, kompas.com, cnbcindonesia.com, dan cnnindonesia.com. Website media online tersebut dinilai paling populer diakses.

Pengambilan data dilakukan dengan menganalisis artikel yang mengandung kata kunci nama ketiga capres, pemilu, dan capres, sepanjang bulan 1 Januari 2022 sampai 10 Oktober 2023.

Sekitar ada 47.305 artikel yang dihasilkan dari kelima media tersebut. Hasil riset menunjukan bahwa detik.com paling banyak menggunakan penyebutan nama capres dengan total 23.070 artikel. Kedua adalah tribunnews.com dengan jumlah sebanyak 15.388 artikel. Sedangkan cnnindonesia.com sebanyak 5.320 artikel. CNBC sebanyak 1.793 artikel, dan Kompas dengan total 1.734 artikel.

Dari total artikel yang ada, dapat disimpulkan bahwa lebih banyak artikel dengan framing negatif dibandingkan positif. Misalnya, capres nomor urut 1 diberitakan ole CNBC dengan presentase 0,93% positif dan 8,87% negatif. Capres nomor urut 2 diberitakan oleh CNBC dengan presentase 2,43% positif dan 7,14 negatif. Sedangkan capres nomor urut 3, diberitakan oleh Kompas dengan presentase 1,89% positif dan 3,78% negatif.

Riset yang dilakukan UGM juga menghasilkan data bawah masing-masing media memiliki kecenderungan untuk menyebutkan salah satu nama capres. Namun bukan berarti bahwa media tersebut menaruh keberpihakan pada salah atau calon capres dan cawapres. Karen untuk mengetahui adanya unbalanced coverage, perlu adanya analisis sentimen yang dibangun.

Untuk paslon nomor urut 1 dan 2, dominan diberitakan oleh media CNBC. Sedangkan paslon nomor urut 3, dominan diberitakan di media Detik, Kompas, dan Tribun.

Di tengah ramainya isu Pemilu 2024, tepatnya pada bulan September silam, masyarakat dihebohkan dengan munculnya bakal calon presiden yang diusung oleh PDIP dalam tayangan adzan maghrib di salah satu stasiun televisi, yaitu MNC TV. Kemunculan bakal calon dalam tayangan adzan, mengundang pro kontra mengenai penggunaan media sebagai ajang kampanye terselubung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun