Tetapi Bryan pasti sangat terbatas untuk mengenal sosok Ameer. Hanya lewat kisah yang ditulis Zira, cerita dari orang-orang terdekat, dan jejak digital yang ditinggalkan Ameer.
Sebenarnya tantangan terberat dalam film 172 Days ini adalah bagaimana caranya membuat penonton tetap menikmati film ini dengan nyaman. Biasanya penonton akan menebak ending dari film yang ia tonton. Lain halnya dengan film ini.Â
Kisah Zira dan Ameer sudah menjadi buah bibir dari mulut ke mulut. Hampir seluruh penonton sudah tahu bahwa Zira ditinggal pergi selama-lamanya oleh Ameer. Seluruh elemen yang terlibat dalam film ini punya PR berat untuk dapat membuat penonton tidak jenuh meskipun sudah mengetahui ending ceritanya seperti apa.
Secara keseluruhan, film 172 Days menjadi pilihan tontonan yang komplit. Unsur romansa, melow, komedi, bahkan menangis sampai bikin sesak ada dalam film ini. Makna yang ingin disampaikan lewat film ini pun sangat mendalam.Â
Perjalanan hijrah seorang perempuan bernama Zira menjadi inspirasi untuk tetap bersabar menerima takdir-takdir yang sudah digariskan Tuhan.
Sampai akhirnya kita tersadar bahwa di dunia ini kita tidak memiliki apa-apa. Kepunyaan yang saat ini bisa kita pegang, mampu kita lihat, atau bahkan kita tatap setiap hari, hanyalah sementara. Semuanya tetap milik Tuhan. Dan segala sesuatu yang bernapas di muka bumi ini, suatu saat nanti akan berhenti berhembus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H