Dalam film Budi Pekerti, meski Prani sudah memberi klarifikasi, pihak si penyerobot antrean juga ikut memberi klarifikasi dengan memutarbalikkan fakta. Bahkan cerdasnya ia melampirkan rekaman CCTV yang memperkuat argumennya. Sedang Prani tidak memiliki bukti atau saksi yang bersedia memperkuat kebenarannya.
Dalam waktu yang sangat singkat saja, jari-jemari netizen memperburuk keadaan keluarga Prani. Tidak hanya pekerjaan Prani yang terancam, bahkan Tita dan Muklas turut terkena imbasnya. Terutama Muklas yang selama ini paling dikenal oleh masyarakat luas.Â
Pujian yang selama ini sering ia dapatkan dari konten yang ia suguhkan berubah menjadi cacian dan umpatan. Muklas melakukan berbagai cara untuk kembali memperbaiki citra keluarganya.Â
Begitu pula dengan Tita yang sama kerasnya dalam melakukan berbagai upaya. Namun tetap saja, yang menang itu bukanlah orang jujur dan benar, tetapi yang paling banyak mendapatkan dukungan dari netizen.
Menonton film Budi Pekerti rasanya seperti naik roller coaster. Penonton akan dibuat naik turun secara emosi. Belum selesai satu masalah, malah muncul masalah baru. Masalah sepele yang sebenarnya bisa berlalu begitu saja, tetapi menjadi bom besar yang siap meledak kapan saja hanya karena kengerian ketikan netizen.Â
Saking gabutnya, ada saja netizen yang memparodikan, membuat lagu, sampai gerakan joget jedag-jedug dari peristiwa Prani. Entah mungkin saking kreatifnya, atau hanya sekadar cari sensasi dengan memanfaatkan situasi.
Selain netizen, media online juga sering memanfaatkan situasi tanpa mau mencari tahu kebenaran. Yang terpenting adalah apa yang diinginkan oleh pembaca agar rating naik dan tidak kalah up to date dari media online yang lain.
Latar Yogyakarta adalah pilihan yang tepat dalam film ini. Unsur Yogyakarta yang kental memberikan nyawa lokal yang otentik. Wregas begitu apik dan teliti dalam merencanakan dan mengeksekusi film Budi Pekerti.Â
Hal-hal detail begitu mendapatkan perhatian dan sepertinya tidak kurang dari pengawasan kejelian sang sutradara. Penggunaan bahasa Jawa oleh para tokoh mengalir dengan natural yang didukung logat medok khas orang Jawa.
Sinematografi yang ditampilkan seperti menyatu dengan segala unsur film ini. Penonton akan dimanjakan dengan keindahan dan ketradisionalan Yogyakarta dengan dukungan latar lagu yang menambah momen Prani semakin pelik.Â