"Kita harus bangga bahwa kita punya Gubernur dan Wakil Gubernur yang benar-benar peduli kepada pariwisata. Ini juga harus diikuti oleh kabupaten dan kota  lainnya, kalau tidak ya tidak sinkron nantinya" begitu ujarnya.
Dari pemaparan beliau, saya baru tahu kalau Sulawesi Utara yang memiliki 4 Kota dan 11 Kabupaten ini memiliki lokasi yang disebut Bumi Nyiur Melambai dan juga Gateway to Asia & The Pacific yang merupakan potensi dari provinsi ini.
Lebih lanjut, beliau memperlihatkan data-data yang menunjukkan bahwa Sulawesi Utara tidak pernah diam dalam pengembangan pariwisata di Indonesia.
Terbukti dengan jumlah kunjungan wisatawan dari nusantara dan mancanegara yang berkunjung ke Provinsi ini terhitung dari tahun 2014 hingga 2021 terus meningkat.Â
Saya juga cukup tercengang ketika mengetahui ternyata ada banyak wisatawan asing yang berkunjung ke Sulut, diantaranya Tiongkok, Jerman, Singapura, Amerika Serikat, Australia, dan berbagai negara lainnya.
Bahkan selama pandemi, Sulawesi Utara tidak sepi dari para wisatawan asing, hanya saja jumlahnya memang tidak sebesar saat  virus corona belum merebak.
Selanjutnya ada Christine Fenie seorang pengamat wisata Bahari yang sejak tahun 1980 telah ditugaskan di Manado sebagai consultant expert evaluator product tourism dan marine tourism untuk membuat penilaian terhadap destinasi wisata di Sulawesi Utara.
Berdasarkan hasil laporan penilaian tersebut beliau menemukan surga pariwisata  baik di darat maupun di laut kalau diatur dengan baik. Bahkan menurut beliau Indonesia berpotensi menjadi destinasi pariwisata no. 1 di dunia.
Beliau juga memberikan kritikan positif yang cukup tajam terhadap perilaku buruk manusia termasuk para wisatawan yang berkunjung tanpa memperhatikan kebersihan lingkungan dengan membuang sampah langsung ke laut.Â
Selanjutnya beliau mengatakan bahwa taman laut Indonesia really a very fantastic world. But it is? Or it was? Tanpa selamatkan laut kita akan mendapatkan banyak masalah termasuk di Likupang. Kalau tidak memperhatikan laut segera semua kekayaan akan lenyap.
Di sini saya tertarik dengan pembahasan Pak Fennie apalagi menyinggung masalah sampah. Sayangnya waktu presentasi setiap pemateri dibatasi.