Semangat pagi, Pembaca Kompasiana!
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia sehat jiwa dan raga serta segala nikmat yang telah Ia berikan kepada setiap makhlukNya.Â
Meski saya dan keluarga tidak merayakan tahun baru 2025, namun menyambutnya dengan rasa syukur bersamaan dengan masuknya bulan Rajab 1446 Hijriah, merupakan kebahagiaan dan keharuan yang luar biasa.
Apa sebab? Karena Allaah Swt memberikan kesempatan baik untuk menjalankan kehidupan ini menjadi lebih baik disertai harapan optimis melangitkan doa, kehidupan yang bakal kita isi dengan sebaik-baik aktivitas penuh berkah.
Saya yakin, demikian pula dengan Anda, memiliki daftar resolusi yang ingin dicapai di tahun 2025. Meski saya tidak menuliskannya dengan detail, harapan dan doa senantiasa terucap di setiap kali selesai beribadah rutin salat 5 waktu.
***
Semalam saya memang tidak bisa tidur dengan lelap dan nyenyak. Memaklumi tetangga ada yang merayakan dan menyambut tahun baru secara sukacita dengan menyalakan mercon dan kembang api. Jadilah suara jedar-jedor dan membuncahnya kembang api ke udara lumayan memekakkan telinga, karena jarak rumah saya sangat dekat dengan tetangga.
Smartwatch yang saya kenakan telah mendeteksi bahwa kualitas tidur saya terekam buruk nalam tadi, tapi tidak menyurutkan semangat saya untuk beraktivitas pagi ini dengan hal-hal yang telah saya rencanakan.
Pertama, bangun tepat waktu adzan subuh dan tilawah.
Jujur, saya menyesal telah melewatkan waktu untuk qiyamul lail dini hari ini karena lelapnya tidur saya justru di atas pukul 02.00 wita. Saya baru benar-benar terbangun saat adzan subuh berkumandang dari masjid dekat rumah.