Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Bunda, Kita Berhak Bahagia!

11 November 2024   11:05 Diperbarui: 11 November 2024   11:18 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak perlu merasa iri dengan membandingkan kebahagiaan orang lain yang terlihat di media sosial, karena mereka tidak menampakkan kesedihan yang dialami. 

Teruslah berbuat baik. Perlakukan orang lain dengan baik sebagaimana kita ingin diperlukan baik juga. Menjaga diri menjadi orang yang positif, tidak menyakiti orang lain, dan selalu memberi dengan tulus.

Sesi pengantar Motivasi (Dok.Tim SHC Batch 4)
Sesi pengantar Motivasi (Dok.Tim SHC Batch 4)

***

Ketika pertama kali hadir di acara ini. Duduk dan berbincang sejenak dengan peserta lain dan berkenalan dengan nama-nama mentor di kelas SHC, kami diminta menulis dalam secarik kertas tentang kesedihan atau kekecewaan atau kemarahan apa yang sekarang sedang dirasakan.

Wah, pertanyaan yang sulit untuk saya. Sempat melirik dan tertawa sejenak dengan sahabat yang duduk bersebelahan, kami berdua bingung juga mau menuliskan apa. Sehubungan kami merasa sedang tidak punya masalah, selalu happy, dan baik-baik saja.

Saya pribadi, setelah berpikir sejenak, apa yang menjadi masalah, saya menuliskan secara jujur saja tentang diri pribadi. Bisa jadi, masalah yang saya rasakan justru karena ulah saya sendiri.

Sesi akhir kelas ini adalah melakukan praktik SEFT yang dipandu oleh bunda Eva Susanti, S.Si (Praktisi SEFT). Seluruh peserta duduk santai bersandar di tembok kelas, ruangan diredupkan, diiringi alunan musik yang lembut.

Kami juga dipandu melakukan untuk memulai dengan berdoa, berlanjut menyampaikan keluhan yang dirasakan, beri nilai dari 0 sampai dengan 10 untuk masalah yang membuat kita marah, benci, sakit hati, geram luar biasa dan perasaan negatif lainnya. Ungkapkan dan curahkan sebebas mungkin dalam bisikan.

Lalu dengan gerakan tertentu yang sudah diajarkan sebelumnya oleh beliau tentang SEFT, satu per satu peserta melepas rasa yang menghimpit dada. Ada yang diam-diam menangis, ada yang sesegukan tiada lagi menahan air mata yang tertumpah.

Bunda Eva dan mentor lain membantu meredakan emosi sedih itu dengan memeluk peserta. Mereka mencurahkan kesedihan level tertinggi hingga meredanya hal negatif menjadi positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun