Sebagaimana yang saya baca di berbagai sumber melalui internet, Bubur Jagung Barobbo merupakan makanan khas dari Makassar, Sulawesi Selatan. Pada masa lalu, bubur ini disajikan bagi keluarga bangsawan dan tamu-tamu kerajaan. Namun seiring perjalanan waktu, bubur ini bisa dinikmati oleh masyarakat.
Bubur Barobbo dianggap sebagai lambang kekeluargaan dan kebersamaan. Bisa jadi karena menikmatinya dalam kebersamaan bersama sanak keluarga, kerabat dan sahabat.Â
Bahan-bahan yang terdapat di dalamnya seperti beras yang melambangkan persatuan dan kesatuan. Sayuran yang digunakan melambangkan keberagaman dan keharmonisan.
Biasanya bubur ini disajikan saat musim panen jagung yang dilakukan secara bersamaan di lingkungan masyarakat sekitar. Sebagai bentuk rasa syukur, mereka memasak hasil panen tersebut dan makan bersama dalam sajian bubur Barobbo.
Menu yang ditawarkan pada outlet yang kami kunjungi sangat beragam. Termasuk Bubur Barobbo ini. Ada isian daging ayam, ikan tuna, udang, dan pilihan ikan lainnya.
Pilihan saya jatuh pada Barobbo Udang. Sebagai tambahan, kami memesan satu porsi peyek teri krispi khas Makassar. Peyeknya full teri, digoreng dengan tepung renyah, tampilannya seperti bakwan sayur.
***
Saat hidangan datang dalam keadaan masih panas, aroma gurih kaldu ikan sangat menggugah selera makan siang itu. Sahabat memesan Kapurung, saya tergoda dengan Barobbo.Â
Saya biarkan uap masakan menguar, menari-menari dalam indra penciuman, sembari menunggu hadirnya peyek teri.
Saya perhatikan topping sayur berupa daun katuk. Udangnya cukup.melimpah saat saya aduk perlahan-lahan agar uap panas berkurang. Buburnya tidak terlalu lembek, pas saja dengan campuran takaran kuah kaldu ikan.Â
Saya ambil sesendok, mencicipi rasa original sebelum saya campuri dengan sambal, kecap dan perasan jeruk nipis.