Meski terlambat mengulas topik pilihan tentang aneka bubur nusantara, tak apalah saya menuliskannya hari ini karena ada waktu senggang sebelum aktivitas lain datang.
Bicara soal bubur, saya pencinta bubur ayam yang kadang-kadang menjadi menu sarapan pagi. Baik membeli di warung langganan berupa Bubur Ayam Banten atau Bubur Ayam Bandung, bahkan melalui pedagang keliling yang selalu lewat depan rumah di jam-jam pagi sebelum anak-anak berangkat sekolah.
Ngomong-ngomong soal tim diaduk atau tidak saat makan bubur, jelas saya masuk tim pertama. Sebab kalau nggak diaduk, rasanya kurang meresap semua perbumbuan dengan segala topping yang ada di dalam semangkuk bubur.
Selain bubur ayam yang berbahan dasar beras putih dan daging ayam, saya juga suka dengan jenis bubur lain. Seperti bubur manado, bubur kacang hijau, bubur mutiara, bubur sum-sum, candil (ada juga yang menyebutkan bubur biji salak, karena bentukannya mirip biji salak), dan lain sebagainya.
Nah, sekira sebulan lalu, sahabat saya mengajak makan siang bersama di foodcourt salah satu pusat perbelanjaan di kota kami. Benak saya langsung tertuju pada satu menu yang ingin saya cicipi di sana, Kapurung!
Tetapi sahabat saya yang sudah tau makanan apa yang bakal pengen saya santap, merekomendasikan menu lain yang tak kalah lezat, tetap berasal dari Sulawesi Selatan.
"Namanya Barobbo, Mbak Sis." Sahabat menyebut dan menjelaskan menu tersebut yang berasal dari Makassar, berbahan dasar jagung yang dibuat menjadi bubur lembut berkuah kaldu ikan. Topping ikan bisa kita pilih sesuai selera asalkan tersedia di outlet yang nanti bakal kita datangi.
Penasaran dengan menu bubur tersebut, saya tentu saja ingin mencobanya. Apalagi memang saya penyuka sup jagung, bagi saya bakal tak ada bedanya menu tersebut untuk lidah saya.
***
Sampailah kami di tempat yang dituju. Alhamdulillaah, menu Barobbo tersedia di outlet makanan serba khas Makassar tersebut.