"Selamat ulang tahun, Kak! Semua makanan dan minuman kakak sudah lunas." Senyum gadis petugas kasir mengembang, membuatku bingung. Dari mana dia tahu aku berulang tahun?
Manager on Duty di sebelahnya menjelaskan, seseorang telah membayar seluruh pesananku, termasuk pesanan ekstra untuk si kucing belang.
"Siapa yang telah membayarkannya?"
Mereka tak mau menjawab. Rahasia, katanya. Itu pasti permintaan si Tamu Misterius. Ah, siapa dia?
 "Selamat ulang tahun, Fika. Meski kutahu kau takkan merayakan pertambahan usia, tapi aku tahu kau pasti akan datang di kafe ini untuk menikmati senja. Izinkan aku menjadi pengagum misteriusmu."
Begitulah isi kartu ucapan bersampul merah jambu yang kuterima dari si Manajer. Reflek, kudekapkan kartu itu ke dada, gemuruh jantungku makin tak karuan.
"Baiklah, terima kasih semuanya. Pamit dulu."
Kuhampiri si Belang Tiga yang rebah dengan dengkuran teratur. Dengan beberapa kali usapan di kepalanya, aku membatin berucap doa, agar ia selamat dan tetap dalam suasana hangat.
Temaram langit kota, mulai berpendar dengan lampu-lampu sorot jalanan dan dari gedung-gedung megah. Kutapaki trotoar basah dengan senyum mengembang atas kejadian hari ini yang selalu aku syukuri.
 Happy day, Kitty!Â
Thank's  untuk seseorang yang berbaik hati memberiku hadiah terindah hari ini.
Kota Tepian Mahakam, 1 November 2023