Mas Haris juga pernah bilang bila di masa remaja, ia naksir kamu, Mbak. Aku pun tahu soal itu semasa kami masih pacaran. Kini Mas menemukanmu melalui media sosial.
Saya tak hanya cemburu padamu, tapi juga dengan kawan-kawan wanita Mas Haris. Untunglah saya kenal Mbak Saskia. Tapi bagaimanapun, saya tidak menginginkan kedekatan suamiku dengan wanita lain meski berlabel sahabat.Â
Bagi saya, tidak ada namanya persahabatan antarlawan jenis. Apalagi dulunya pernah menyimpan rasa. Dalamnya laut bisa diduga, dalamnya hati siapa yang tahu. Tak bisa ditebak, bukan?
Kehadiran Mbak Saskia dalam keseharian Mas Haris, seperti gema yang memantul kembali. Saya hanya bisa menduga dan menebak-nebak, demikianlah hati seseorang bisa dikenali melalui apa yang dikatakan, disukai dan dilakukannya. Mas Haris semakin ceria hanya karena bisa berjumpa kembali dengamu meski hanya melalui dunia maya.
Maka saya mohon, simpan harapan Mbak untuk kembali berkomunikasi dengan Mas Haris. Saya menjaga seutuhnya rumah tangga ini agar tidak ada perempuan lain di hatinya, selain saya dan ibunya. Semoga Mbak Saskia mengerti dan memenuhi permintaan saya agar tak lagi menerima  telpon, pesan Whatsapp atau pun pertemuan via zoom."
Tepat adzan Maghrib berkumandang, aku beristighfar.
Akan kupenuhi permintaan istri Haris. Berusaha paham dengan sifatnya yang posesif. Sahabatku ini pernah mengungkapkan adanya sinyal itu.
Persahabatan aku dan Haris in syaa Alah terjalin dalam kelindan doa, bersua di keteduhan langit-Nya
Kota Tepian Mahakam, 15 Oktober 2023 pukul 12.06 WITA
***
Siska Artati - Kompasianer yang sedang belajar menulis cerpen, penyuka buku dan Ibu rumah tangga.Â