Sudah sebulan lebih saya menahan diri untuk mencicipi menu yang terpampang pada spanduk besar, tepat di perempatan ruko dwkat Fly Over Jalan juanda - AW.Syahranie, Kota Samarinda.
Setiap kali melewati ruko ini, aroma harum masakan berkuah atau asap sate yang mengantarkan wangi daging bakar berbumbu, membuat saya penasaran untuk mencicipinya. Warung ini buka sejak awal pagi sekira jam 7.30 wita.
Suatu ketika, bersama seorang kawan -- tetangga dekat rumah, kami bermotor menuju suatu tempat dan melewati Warung Sate Maranggi dan Tongseng ini.
"Bu Siska, kapan-kapan kita makan bareng di situ, yuk!" ajak teman saya saat kami berhenti di lampu merah persis bersebelaham dengan warung makan tersebut. Tentu saja saya mengiyakan dengan antusias, karena kami menyukai selera makan yang sama.
Kita sepakat, "Ntar kalau suami sudah gajian, ayuk kita bertongseng ria, Bu." Lagi-lagi saya menyetujui ajakannya.
***
Sebulan berlalu, akhirnya di awal pekan inilah, kami berdua sepakat untuk makan siang bersama. Usai mengajar tahfidz bersama para bunda di rumah, segera saya menghubungi teman tersebut. Selang sekira 15 menit, ia telah siap menjemput dengan sepeda motor kesayangannya.
Cuuuus, kami pun on the way menuju Warung Hj. Neneng. Tak peduli panas terik memeluk Kota Tepian Mahakam, semangat untuk kulineran tak surut menemani jam makan siang.
Kami pun tiba di sana dalam waktu sepuluh menit saja berkendara dari rumah. Begitu bertemu dengan Mbak dan Mas pelayan warung, kami langsung memesan menu yang tersedia di sana.
Karena memang sudah niat kepengen menikmati tongseng daging, maka menu inilah yang pertama saya pesan 1 porsi yang bakal kami nikmati berdua.Â
Ternyata di sini hanya menyediakan masakan dengan menu daging sapi dan ayam, bukan daging kambing. Baiklah, tetap tak menyurutkan selera makan kami siang ini.
Lanjut, teman saya memesan Sate Daging Sapi 1 porsi dan saya memilih Sate Lemak 1 porsi yang jumlahnya juga 5 tusuk.Â
Sekira 15 menit setelah kami memilih tempat duduk, mengobrol sejenak dan mengambil foto dari luar ruko, pesanan pertama yang hadir ke meja adalah 2 nasi putih, 1 porsi tongseng daging sapi beserta sambal matah, dan 2 minuman.
Sambal yang tersaji adalah potongan kecil dan irisan tipis cabe rawit merah, tomat dan bawang merah. Tersedia kecap dengan botol terpisah.
Semangkuk tongseng daging bertekstur lembut coklat pekat, lengkap dengan rajangan kubis atau daun kol, dan potongan tomat merah. Kuahnya menguarkan aroma khas tongseng daging. Harum dan sangat menggugah selera!
Dan, tebakan kawan benar. Yang membuat aroma harum menguar dari tongseng daging adalah bumbu bawang putih goreng yang ada di dasar mangkuk.
Kami segera menyendok beberapa daging yang sudah berlumur irisan kol, berpindah ke piring masing-masing. Mengguyur nasi dengan kuah tongseng.Â
Olalaaa, tongseng daging sapi yang lembut bergumul mesra dengan kuah dan nasi di mulut, rasanya top markotop!
Saya pun mencoba mengutip sedikit sambal matah, lalu mencampurkan di bagian satu sendok nasi yang bercampur tongseng daging.Â
Hmm... sensasi lezat di lidah lebih terasa. Saya hanya membubuhkan sedikit kecap saja di sebagian campuran nasi dan kuah tongseng.
***
Selang tak lama, pesanan sate datang menghampiri meja kami. Wah, tampilannya sederhana, tapi aromanya memikat. Harum daging dan lemak yang dibakar dengan bumbu kecap, benar-benar membuat nafsu makan makin meningkat!
Begitu ambil satu tusuk sate lemak dan mwnggigitnya, masyaAllah, lembut banget, manis dan gurih sesuai bayangan dan harapan saya. Ehhhmm, enak banget! Teman saya pun setuju dengan pendapat saya.
Berbeda dengan sate daging sapi temtunya. Tampilan sih seperti keras karena dibakar. Tidak gosong, lebih pada merata bumbu kecapnya menutupi seluruh permukaan daging. Saat digigit dan dikunyah, alhamdulillah, ternyata lembut di dalam.Â
Bisa bahaya nih kalau saya nambah sate lemaknya, ha ha ha! Ya, musti ingat-ingat koleterol dalam tubuh, secukupnya saja, ya.
Wah, kami berdua dengan happy menikmati santap siang, sembari mengobrol ringan soal kesehatan gigi, gegara saling tukar cerita tentang kekuatan gigi dalam mengunyah daging.
Siang ini, semua sate tinggal tusuknya saja. Tongseng pun tinggal menyisakan mangkuk. Ludes! Saking enaknya untuk ukuran lidah kami. Lha kan kari mangan, yooow.
Nah, untuk pembaca yang mau jalan-jalan ke Samarinda dan pengen kulineran menikmati tongseng dan sate daging sapi, monggo mampir ke warung Hj.Neneng ini.
Selamat makan!
Salam sehat dan selalu bahagia!
***
Artikel 79- 2023
#Tulisanke-524
#ArtikelFoodie
#Kulineran
#TongsengDagingSapi
#SateLemak
#NulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H