Kemarin saya sempatkan bersapa dengan sahabat saya di Tegal tentang toko ini, apakah masih eksis?Â
"Alhamdulillah, masih ada. Sekarang anak pemilik yang menjalankan usaha tokonya. Namun sekaramg sepi pembeli. Banyak buku yang sudah usang tapi masih dipajang di etalase toko." Demikian sahabat saya  berkabar tentang Toko Buku Legendaris di Kota Bahari ini.
Sedih juga mendapat kabar ini. Di masanya, toko buku Makmur ramai pembeli. Saya dan ibu sempat mengantri dan berdesakan saat membeli buku di sana.
Ya, memang untuk menarik minat pengunjung dan pembeli adalah dengan menawarkan buku-buku terbitan baru. Bisa jadi pemilik toko memajang buku lawas agar mereka tidak merugi, berharap ada yang mau membeli buku tersebut.
***
Ketika saya merantau ke ibukota provinsi guna melanjutkan studi kuliah di perguruan tinggi, toko buku menjadi tempat langganan kunjungan di akhir pekan. Minimal satu bulan sekali. Toko Buku tersebut adalah Gramedia dan Gunung Agung.Â
Lokasinya di seputar Simpang Lima Semarang. Jarak keduanya tidak terlalu jauh. Cukup ditempuh dengan berjalan kaki. Gramedia membuka toko sendiri di Jalan Pandanaran dan Gunung Agung berada di dalam area Mall Ciputra (ini saat saya masih kuliah di era 1990-an).
Jika tabungan cukup untuk membeli buku yang diincar, maka saya membelinya. Jika tidak cukup, pasar loak alias tempat jualan buku bekas menjadi tujuan berikutnya untuk mendapatkan buku itu. Lokasinya ada di Pasar Johar Semarang. Bila benar-benar tak sempat membeli, maka perpustakaan menjadi alternatif untuk bisa tetap membaca buku-buku yang saya inginkan.
***
Perkenalan saya dengan perpustakaan juga dimulai saat masih lima tahun usia pertama kehidupan. Yaitu di ruang taman baca buku anak-anak semasa Taman Kanak-Kanak dan perpuatakaan mini milik Koperasi Karyawan Pabrik Gula.