Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mengenal Sejarah Kota Tepian Mahakam Melalui Museum Samarinda

24 Desember 2022   11:09 Diperbarui: 24 Desember 2022   17:10 1432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Samarinda (Dokumentasi pribadi Siska Artati)

Ada pula ditampilkan alat musik tradisional Dayak, yaitu Sape atau Sampe, mirip seperti gitar dan cara memainkannya dengan dipetik. Alat ini sering digunakan untuk mengiringi acara hajatan masyarakat Dayak.

Sape terbuat dari kayu Adau yang banyak terdapat di Kalimantan. Serta menampilkan corak ukiran khas Suku Dayak. Ukiran tersebut sangat dominan dan memenuhi permukaan alat musik yang memiliki panjang sekitar 1 meter itu.

Prasasti Muara Kaman (Bidik Layar Koleksi Museum Samarinda - Dokumentasi pribadi)
Prasasti Muara Kaman (Bidik Layar Koleksi Museum Samarinda - Dokumentasi pribadi)

Saya pun takjub dengan adanya prasasti yang dipajang di akhir ruangan museum yaitu Prasasti Muara Kaman. 

Terdiri dari 8 baris tulisan yang dipahat pada sisi depan. Prasasti tersebut memiliki ukuran tinggi 152cm lebar 35cm dan tebal 35,5cm; sedangkan ukuran hurufnya yaitu panjang 8,5-2,4cm dan lebar 3,3-2 cm. 

Hanya saja terdapat bercak putih pada baris ke-6 hingga ke-7, juga pada bagian belakang prasasti. Meski demikian aksara masih terbaca.

Penulis berpose di antara dokumentasi tempo doeloe koleksi Museum Samarinda (Dokumentasi pribadi) 
Penulis berpose di antara dokumentasi tempo doeloe koleksi Museum Samarinda (Dokumentasi pribadi) 

Museum Samarinda juga menyediakan koleksi digital melalui komputer dengan layar besar, lengkap dengan video dan foto-foto yang bisa dilihat sesuai folder yang diinginkan dengan layar sentuh.

Hari itu Museum Samarinda menerima kunjungan umum maupun rombongan siswa maupun mahasiswa dari dalam maupun luar kota. Bahkan beberapa di antara mereka membuat konten untuk memperkenalkan museum ini.

Selamat menikmati liburan akhir pekan dan liburan akhir tahun bersama keluarga dan komunitas!

Salam sehat dan selalu bahagia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun