Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Lekat dan Akrab Berkat Semangkuk Ceker Ayam Masak Kecap

14 November 2022   09:37 Diperbarui: 14 November 2022   09:47 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Jika ibu sempat mempresto ceker ayam, sudah dipastikan tak ada tulang yang tersisa di atas piring. Semua bakal disesap dan dilumat habis di mulut kami. Paling banter tulang kaki ayam.

Pernah aku mengamati proses memasak ceker kesukaan keluarga. Ibu telaten menyiapkan bumbu berupa bawang merah, bawang putih, merica, sedikit ketumbar dan kemiri. Diuleg halus dengan cobek yang telah setia menemani hari-hari Ibu di dapur.

Sembari mentiapkan bumbu, ceker ayam di rebus hingga matang. Aroma kaldunya harum. Biasanya sebagian ibu gunakan untuk membuat sop ayam. Sebagian lagi untuk tambahan tumisan ceker.

Setelah matang dan empuk, ibu memanaskan minyak, menumis bumbu, memasukkan ceker ayam, dan membalurkan bumbu tersebut hingga meresap. Sesekali ibu menuangkan kuah kaldu. 

Sengaja tidak membuat dalam kuah yang banyak, hanya dijadikan berupa kuah saus saja. Ibu menambahkan garam, kaldu penyedap rasa dan kecap manis secukupnya sesuai selera seluruh keluarga. Resep sederhana yang kuhafalkan cara urutan dan mengolahnya.

Ceker ayam masak kecap yang empuk dan manis gurih itu, beramai-ramai kami kulum dan lumat di lidah masing-masing. Bak berlomba menikmati cita rasa masakan ibu, satu per satu tulang belulang yang tak berdaging lagi, dilêpeh, tertumpuk di piring masing-masing.

Bunyi kêcapan lidah dan semprulan tulang mewarnai 'musik sarapan' hari itu. Meski ibu dan bapak berkali-kali mengingatkan adab makan agar tak berbunyi nyaring, namun kami seakan kompak mengabaikannya khusus untuk menikmati sajian ini.

Kami tetap saja berebut ceker ayam yang tersedia. Siapa sih yang mau menyisakan masakan ibu selezat itu. Meski hanya ceker ayam, tetaplah luar biasa! Dan, apa yang ada di dalam mangkuk putih besar itu pun, tandas!

Sarapan masih berlanjut, kami anggap ceker ayam masak kecap adalah pembuka hidangan. Tentu kami juga tak mengabaikan menu berikutnya.

Chiky, si Anabul berbulu coklat keemasan peliharaan keluarga, turut berpesta menghabiskan tulang ceker yang kusiapkan si piring miliknya.

Baca juga: Chiky, Momo, dan Belang: Kucing Kesayangan yang Selalu Terkenang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun