Sehingga kelak dirinya menghadapi forum yang lebih besar dan formal seperti melakukan presentasi karya ilmiah atau mengikuti olimpiade mapel terntentu, dirinya sudah terbiasa menyampaikan pendapatnya tanpa malu dan ragu.
Kedua, belajar menerima dan menghargai pendapat orang lain
Dalam proses diskusi, anggota lain juga menyampaikan pendapat yang bisa jadi berbeda dengan kita. Saat menyimak apa yang disampaikan, kita juga menerapkan etika yang baik meski semua anggota adalah kawan sendiri.
Adab untuk mendengarkan pendapat atau tanggapan, bukan malah membantah dan ngeyel atau ngotot dengan pendapat sendiri.
Melainkan menampung pendapat yang ada dan menghargainya karena turut serta membantu proses belajar kelompok, sehingga akhirnya sepakat menentukan titik temu dari jawaban soal.
Ketiga, belajar menerima hasil diskusi dan mufakat kelompok
Bisa jadi, apa yang menjadi keputusan hasil belajar kelompok tidak sesuai dengan keinginan kita. Boleh jadi, kita pun berusaha mempertahankan pendapat yang menurut kita benar, namun bukan berarti menyepelekan atau meremehkan pendapat kawan lain.
Sehingga apapun keputusan hasil kerja belajar kelompok, bisa diterima oleh seluruh anggota, dengan argumentasi yang kuat untuk menyampaikan hasil belajar.
Toh nantinya hasil tersebut akan didiskusikan lebih seru lagi dengan guru dan kelompok lainnya di kelas. Tentu membutuhkan kebesaran hati saat hasil belajar kita ditolak, disanggah atau bahkan diterima sekalipun.
Keempat, belajar bertanggung jawab
PR sejatinya bukan untuk membebani siswa, karena tujuannya adalah melatih ketrampilan memecahkan soal dan mendapatkan jawaban yang benar.Â