Berbeda halnya ketika masa sekolah menengah atas, sebagian kawan sekampung ada yang satu sekolah meski beda kelas, pun beda penjurusan. Disinilah kami aktif membentuk kelompok belajar secara mandiri, karena rerata mata pelajaran yang kami dapatkan relatif sama, meski berbeda guru.
Ternyata, tak hanya saya yang mendapatkan manfaat dari adanya kelompok belajar dalam mengerjakan PR atau tugas kelompok dari guru.
***
Hal ini juga dirasakan oleh remaja putri saya yang kini tengah menikmati masa-masa awal kegiatan belajar mengajar ala siswa putih abu-abu.
Berusaha move on dari kaum rebahan masa pandemi melalui belajar daring dan menyesuaikan diri dengan jadwal yang cukup padat di sekolah, anak saya pun secara mandiri belajar kelompok secara online bersama teman-temannya.
Saya menyaksikan ia berdiskusi seru dengan kawan-kawan satu kelompok saat mengerjakan PR pada mata pelajaran (mapel) tertentu, yang mana putri saya menguasai materi pada bagian mapel tersebut. Ia berbagi pendapat dengan teman-temannya dan menyampaikan argumentasinya.
Prosesnya cukup seru, sesama anggota saling bergantian menyampaikan pendapat dan menyimak penjelasan kawannya.
Inilah 5 manfaat yang dirasakan dengan mengerjakan PR melalui kelompok belajar.
Pertama, belajar mengemukakan pendapat.
Dalam proses kegiatan belajar berkelompok, timbul diskusi pembahasan soal yang sedang dikerjakan. Tentu muncul berbagai pendapat dari masing-masing anggota kelompok untuk mengemukakan pendapatnya atas jawaban soal.
Anak berlatih mengemukakan pendapatnya secara langsung dengan gaya bicara dan pemahamannya atas latihan soal tersebut. Hal ini melatih ketrampilan menyampaikan isi pikiran secara runut dan logis atas suatu persoalan.