Pak Guru tidak otoriter menyingkirkan saya sebagai anggota tim hanya karena masalah sepatu. Beliau mengajarkan untuk tetap yakin dengan usaha terbaik. Ia menanamkan keyakinan bahwa setiap masalah pasti ada solusi dengan cara dan jalan yang baik.
Saya merenung, kejadian itu mengajarkan saya untuk sabar, njaluk iku ora sak jek sak nyek langsung ono. Lakoni ae sing apik, mesthi hasile becik.
Aaah, berapapun usia saya, tetaplah anak bagi kedua orang tua dan anak didik bagi para guruku. Mereka telah tiada, tapi kebaikan filosofi hidup yang mereka tanamkan, tak kan pudar di telan masa.
Ya, perubahan itu pasti, kebajikan itu harga mati. Berubah menjadi pribadi lebih baik dan terus menebar kebajikan.
Terima kasih ibu, bapak, dan guru.
Ajaran kebaikanmu mengalir abadi sedari dulu, kini dan nanti
***
Artikel 84 - 2022
Tulisanke-384
#BlogCompetitionMettasik
#KebajikanMettasik
#MaybankFinance
#KomunitasPenulisMettasik
#DiarySiskaArtati
#NulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H