Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sepatu Sang Juara

27 Juli 2022   13:32 Diperbarui: 9 Agustus 2022   10:04 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pas gak sepatunya?" Saya terkejut, tetiba Ibu muncul dari belakang. 

"Jangan bikin Ibu malu lagi, ya! Rawat sepatunya dengan baik. Pakai kalau untuk lomba saja, pergi sekolah tetap pakai sepatu lama. Siapa tahu ikut lomba terus menang, maju ke tingkat lebih tinggi, gak usah ribut soal sepatu lagi." Ibu berkata tegas sembari mengelus rambut saya yang masih melongo, menuju ke dapur.

Sejurus kemudian, mulut saya menjerit kegirangan!


***

Sepedas apapun omongan ibu, tetaplah itu menjadi doa. Beruntung saya memiliki Ibu yang sayang pada anak-anak dengan caranya. Terbukti, tim kami menjadi juara di tingkat wilayah desa, naik lagi juara di tingkat kecamatan, dan juara dua tingkat kabupaten. Sepatu baru mengiringi langkah mantap saya dalam melakukan tugas terbaik menjadi anggota tim.

Seiring berjalan waktu, saya barulah paham, dibalik sukses seorang anak, ada doa orang tua yang menyertai. 

Kami menjadi juara bukan sekedar melakukan usaha terbaik, tapi ada terselip beribu doa dari orang tua dan para guru yang membimbing kami. 

Kenangan masa kanak takkan pernah pudar, meski ada canda tawa, duka dan sedih, namun memiliki hikmah yang bisa dipetik.

Tanpa kebaikan mereka yang menanamkan kebajikan dalam diri ini yang saat itu masih bocah, tak mungkin kiranya saya sesukses sekarang dalam versi kehidupan kini. 

Perlahan namun pasti, didikan mereka mewarnai karakter pergaulan saya dimanapun berada.

Lakukan yang terbaik, berikan yang terbaik, usahakan yang terbaik. Sebuah motivasi yang tertanam kuat dan sangat bernilai.

Mungkin apa yang kita minta, tak saat itu juga tersedia di depan mata. Pasti harus ada usaha dan doa agar semua bisa terwujud. Ibu tak bermaksud melukai hati saya dengan tidak membelikan sepatu baru, bukan berarti tak punya uang. 

Bisa jadi beliau melihat dan memantau seberapa tangguh saya tetap berlatih dan menunjukkan usaha terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun