Hari Jumat (15/07/2022) pagi sebelum pukul tujuh waktu indonesia tengah, dengan perasaan haru dan tetap semangat, saya mengantar NakDis ke sekolah guna memulai kegiatan Pekan Ta'aruf (PETA).
Terharu, karena tiba saatnya Nakdis bersekolah di tingkat lanjutan atas. Semangat, karena anak bakal menemui hal-hal baru dan penuh nuansa romantika putih abu-abu.
Meski pernah mengalami perpisahan sejenak dengan Nakdis dalam kegiatan-kegiatan sekolahnya, tetap saja saya bakal merindu semalaman, karena Nakdis menginap di sekolahnya untuk PETA.
Ya, seluruh siswa wajib mengikuti seluruh rangkaian acara ini selama 2 hari 1 malam,  hingga masa pelantikan menjadi Granada Mula di sekolahnya.
***
Pengenalan sekolah tak hanya disampaikan kepada siswa saja, tetapi orang tua juga dilibatkan dalam kegiatan ini melalui kajian pengasuhan anak (parenting).
Gunanya agar orang tua mengenal visi dan misi sekolah, program unggulan dan menyatukan frekuensi atas aturan yang ditetapkan dan menyepakati bersama. Kami pun memenuhi undangan sekolah pada Sabtu. 16/07/2022.
Kepala Sekolah SMAIT Granada Samarinda, Â Ustadz Abdul Wahab Syahrani, M.Pd menyampaikan analogi, bahwa ketika kita memasuki wilayah bandara, tentu kita mengikuti aturan yang ditetapkan dan diterapkan oleh otoritas di sana.
"Kita tak mengenal siapa petugas di sana, tapi musti nurut saat harus lepas sabuk, masukkan gawai dalam kotak tersedia, bersedia diperiksa dengan alat detektor. Bahkan peralatan lain harus disimpan di tempat safety box yang sesuai ketentuan. Jika kedapatan membawa barang atau benda yang dilarang, maka siap disita atau ditinggalkan di bandara. Kita harus patuh dan tunduk pada aturan itu tanpa protes."Â
Lebih lanjut beliau sampaikan bahwa demikian pula halnya dengan sekolah, memiliki aturan, ketentuan dan ketetapan yang mengikat ketiga pihak, yaitu antara anak didik, orang tua dan sekolah.
"Melalui PETA yang kami selenggarakan, tak hanya nelibatkan siswa untuk mengenal sekolahnya, tetapi penting juga bagi orang tua yang sengaja kami undang hadir di kajian ini untuk turut mengenal sekolah ini agar kita bisa satu frekuensi dalam membina dan mendidik anak-anak kita."
Nah, tentunya dengan saling mengenal inilah maka timbul rasa legowo, kebesaran hati untuk melakukan pembinaan bersama terhadap anak didik.
Orang tua mengharapkan anak agar disiplin, tekun, beradab dan memiliki rasa tanggung jawab dengan tugas dan perannya, maka pihak sekolah juga berharap bahwa anak mendapatkan aturan dan ketentuan yang sama di rumah, saling mendukung dan mengikat, berkesinambungan agar tercapai tujuan yang diinginkan.
Tak ada sekolah yang sempurna tanpa masalah. Ada saja kasus anak didik di usia remaja yang timbul. "Sekolah ini adalah sekolah pembinaan, Bapak dan Ibu. Mari kita sama-sama membimbing dan membina anak kita agar memiliki akhlak yang baik," demikian Kepala Sekolah berpesan kepada kami.
***
Orang Tua adalah Guru di Rumah yang disampaikan oleh Ustadzah Hayati Fashiha Lubis, Lc. MAÂ bahwa dalam mendidik dan membina anak-anak, kita perlu mengedepankan adab.
Dalam kajian parenting dengan judulUntuk menuntut ilmu, perlu pengetahuan tentang adab dan akhlak yang baik.
Penyebab penyimpangan akhlak pada anak, bisa terjadi karena orang tua yang membebaskan anak bergaul dengan siapa saja, tanpa memeriksa atau mengetahui dengan siapa dan bagaiman pergaulannya.
Kurangnya pengawasan orang tua berkenaan penggunaan media sosial anak zaman sekarang, akses internet yang tidak terkontrol sehingga anak menyaksikan adegan romantis dan erotis, menggampangkan hijab dan lain sebagainya. Apalagi anak memiliki gawai sendiri dan bisa kapan saja mengakses media sosial.
Disinilah peran orangtua sebagai guru di rumah harus beriringan seia-sekata dengan guru di sekolah, agar pembinaan adab dan akhlak anak menjadi proses yang berkesinambungan.
"Sebaik-baik pemberian orang tua kepada anaknya adalah akhlak yang baik. Dan akhlak yang baik diperoleh dengan belajar!" Tegas beliau.
Belajar tidak hanya sebatas teori, maka harus diamalkan. Ilmu yang diberikan harus berkah melalui adab yang baik kepada guru. Sementara anak mendapatkan bekal yang halal di rumah.
Adab kepada guru yang dimaksud adalah tidak membantah, tidak melawan dan tidak menyakiti hati guru.
Peran orang tua di rumah, tidak mengkomentari guru di depan anak. Jika ada hal yang kurang berkenan atau ketidaksetujuan orang tua terhadap guru, silakan diskusikan dengan pihak sekolah.
***
Seluruh rangkaian kegiatan PETA yang telah berlangsung 2 hari, ditutup dengan sholat ashar berjamaah, doa bersama dan pelantikan Granada Mula Putra dan Putri.
Orang tua, seluruh guru dan para pembina yang terlibat pada acara ini menyaksikan upacara pelantikan dan penutupan dengan hikmat. Terpilih peserta PETA terbaik putra dan putri, mendapatkan selempang dan penghargaan dari sekolah, menambah semangat para siswa untuk memberikan yang terbaik.
Doa dan harapan kami sebagai orang tua, kiranya Allah SWT senantiasa membimbing putra dan putri kami di jalan kebaikan, memberkati para guru dan seluruh jajaran sekolah, agar pembinaan ini terus berproses hingga akhir hayat, karena pendidikan harus terus berlanjut di tiap masa dan generasi.
Salam sehat dan bahagia selalu!
***
Artikel 80 - 2022
#Tulisanke-380
#ArtikelPendidikan
#PETA
#PekanTa'aruf
#KajianParenting
#NulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H